Diana Bantah Punya Kepentingan di Konflik SMAN 10 Pekanbaru

Diana Bantah Punya Kepentingan di Konflik SMAN 10 Pekanbaru
Anggota Komisi III, Diana Aryani.

PEKANBARU, RiauAktual.com - Dalam konflik di SMAN 10 yang selama ini memanas dan membuat runyam dunia pendidikan, diduga ada kepentingan seseorang di dalamnya. Dimana, terakhir diketahui, siswa yang mengaku diancam bersama teman-temannuya oleh guru yang disangkakan Sri Wahyuni merupakan salah seorang ponakan dari anggota Komisi III, Diana Aryani.

Diana yang dihubungi melalui selulernya (7/3/2013) mengakui, Aldo merupakan putera dari kakaknya. Aldo yang dulunya merupakan Ketua OSIS di SMAN 10 merupakan anak yang pintar, akan tetapi setelah adanya nilai Aldo yang dirubah gurunya, sehingga terjadilah konflik tersebut.

"Aldo ini alumni As Sofa, ilmu agamanya bagus, hanya saja anaknya ssensitif, ketika ada perkataan yang berkesan di hatinya maka akan tersimpan selamanya, makanya kemarin semuanya dituangkan Aldo saat menyampaikan pengaduan ke DPRD," ungkap Diana.

Diana juga membantah jika yang dilakukannya merupakan kepentingan pribadi, sebab Diana ingin dunia pendidikan kedepannya tidak dipermainkan oleh guru yang merasa berkuasa di suatu sekolah sehingga anak yan gberprestasi tidak mendapatkan haknya untuk memperoleh nilai bagus.

"Nilai ulangan Aldo seharusnya 10, meskipun dia tak ikut belajar karena sakit, tapi dia tetap dapat nilai bagus, sayangnya nilai itu diganti jadi 8 oleh salah seorang guru yang merasa tidak suka dengan nilai bagus ponakan saya," sebutnya.

Adanya ungkapan pihak sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru yang mengatakan telah damai, Diana mengaku memang belum puas, akan tetapi tidak ingin memunculkan permasalahan ini lagi, sebab ujian telah dekat dan tidak bagus jika dilanjutkan. Hanya saja, agar ponakannya tidak dianggap sebagai anak yang jahat seperti yang disangkakan selama ini di media, hari ini Senin, pihaknya kembali menemui Kepala Dinas Pendidikan.

"Tak ada kepentingan pribadi, ini masalah pendidikan, ini ponakan saya, kalau ponakan orang lain belum tentu bisa dibawa ke DPRD. Saya tak ingin ini terjadi ke ponakan lainnya. Sebenarnya apa yang saya lakukan ini membuat nilai Aldo yang sudah kelas tiga terancam, tapi saya tak takut itu, saya komitmen mengungkap pennindasan dalam dunia pendidikan ini. Saya tak mau, gara-gara konflik sesama guru, anak jadi korban," sebutnya.

 

Laporan: Riki

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index