Insiden Ikan Tongkol Bocah SD di Depan Jokowi, Tepok Jidat!

Insiden Ikan Tongkol Bocah SD di Depan Jokowi, Tepok Jidat!
Insiden 'ikan tongkol' saat Presiden Joko Widodo hendak bagi-bagi hadiah (Foto: Antara)

Riauaktual.com - Media sosial, terutama Youtube belakangan ini digegerkan dengan sebuah video “Ikan Tongkol”. Bukan, bukan ikan untuk dimasak atau apa, tapi karena seorang bocah SD salah sebut ikan tongkol yang terekam video.

Parahnya lagi, salah sebut itu terjadi di hadapan orang banyak dan terlebih di depan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Insiden itu terjadi pada peresmian Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017 di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta.

Tepatnya ketika Presiden Jokowi membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada anak-anak panti asuhan di atas panggung pada Kamis 26 Januari 2017.

Di atas panggung itu, Presiden Jokowi yang ingin membagi-bagikan hadiah terlebih dulu membuat “kuis”. Si bocah SD, Maulana, diinstruksikan menyebutkan nama-nama ikan.

Maka disebutkan nama ikan lele, ikan paus, ikan teri. Tapi ketika hendak menyebutkan nama ikan terakhir yang harusnya ikan tongkol, sang bocah malah “kepeleset lidah” jadi menyebutkan ikan kon***!

"Tadi sudah ikan lele, ikan paus, apalagi? Ayo apalagi? Dapat sepeda," tutur Jokowi kepada sang bocah SD. Saat itu juga dia mencoba mendengar jawaban yang dibisikkan oleh dua orang murid SMP di sebelahnya.

"Ikan kon***," ucap anak tersebut yang disambut riuh tawa hadirin. “Yang betul ikan tongkol,” cetus Presiden Jokowi mengoreksi.

Haduh! Entah bagaimana tersebarnya video itu mesti mencetuskan tawa di mana-mana. Tapi sayangnya, hal itu justru dikritik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh pun berharap masyarakat stop menyebarkan video itu lebih lanjut. Dia juga sudah menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk berupaya menghentikan peredarannya.

"KPAI sudah berkoordinasi dengan Menkominfo untuk menghentikan peredaran konten ini dengan cara take down. Beredarnya video tersebut, si anak pasti akan tertekan secara psikis,” jelas Asrorun, sebagaimana dikutip dari merdeka.com.

“Belum lagi akan jadi bahan olok-olok temannya. Ini harus dicegah. Penyebaran video itu bisa berakibat tidak baik bagi tumbuh kembang anak. Anak merasa dipermalukan dan bisa melahirkan stigma buruk. Bayangkan kalau yang di video itu anak kita,” tandasnya.
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index