SBY: Selamatkan Ekonomi Kita, Selamatkan Rakyat

SBY: Selamatkan Ekonomi Kita, Selamatkan Rakyat
foto : internet

Riauaktual.com - Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan pemerintah sigap menghadapi gejolak ekonomi di tengah Pandemi Corona. Diperlukan policy response yang tepat, karena gejolak perekonomian global akibat pandemi Corona saat ini sangat serius. 

"Sudah sebulan ini, terutama seminggu terakhir, saya mengikuti dinamika dan perkembangan ekonomi dunia. Termasuk negara kita. Saya simpulkan ini juga serius," tulis SBY melalui akun Facebooknya, Selasa, 17 Maret 2020.

"Simak rontoknya harga-harga saham, minyak dan nilai tukar. Juga berbagi pukulan yang menggoyahkan pilar dan fundamental perekonomian banyak negara. Termasuk Indonesia," imbuhnya.

Kondisi ini mengingatkan SBY pada saat krisis ekonomi global tahun 1998 dan 2008. Menurut SBY, pada tahun 1998 ekonomi Indonesia tidak selamat, sementara tahun 2008 ekonomi RI selamat. Dalam arti, dapat meminimalkan dampak krisis ekonomi global tahun 2008.

"Banyak pakar ekonomi, pemimpin dunia usaha dan bahkan elemen pemerintah di banyak negara yang khawatir gejolak ini bisa membuat dunia jatuh ke dalam ‘resesi yang dalam dan panjang’. Bahkan ada yang mencemaskan kalau krisis ini jauh lebih berat dibandingkan krisis tahun 1998 dan tahun 2008 dulu," ungkap SBY.

Kemarin, kata SBY, bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) telah menjalankan kebijakan moneter dan tindakan “berskala besar”. Antara lain mengalirkan dana 700 miliar dolar AS dan sejumlah tindakan moneter (bagian dari Quantative Easing). 

Bagi yang mengerti ekonomi, kalau The Fed sudah 'menembakkan peluru kendali' seperti ini, berarti situasi sudah serius. Berbagai bank sentral di seluruh dunia juga melakukan langkah-langkah yang serupa. Bahkan para pemimpin G7 telah meminta agar IMF dan Bank Dunia membantu negara-negara yang memerlukan.

"Terhadap itu semua, secara pribadi saya jadi ingat apa yang terjadi di tahun 2008 dan tahun-tahun setelah itu. Memori saya jadi hidup lagi. Betapa untuk menghadapi krisis berskala besar kala itu jalannya tak selalu mudah," ujar mantan Ketua Umum Partai Demokrat.

Menurut SBY, jangan dikira berbagai policy response yang dilakukan secara kolektif oleh dunia, baik moneter maupun fiskal, bisa serta merta menenangkan dan 'menjinakkan' pasar. Ternyata tak segampang itu. 

Untuk meredakan badai ekonomi diperlukan penanganan bersama yang serius dan terus-menerus. Tentu termasuk kebijakan dan tindakan yang dilakukan secara nasional, di masing-masing negara

"Melalui artikel ini, saya hanya ingin mengingatkan agar Indonesia tidak terlambat menjalankan policy response dan aksi-aksi nyata yang diperlukan. Jangan too little and too late. Selamatkan ekonomi kita, selamatkan rakyat," imbau SBY, sebagaimana dikutip dari vivanews.com.

Di samping ekonomi dunia dan kawasan nampaknya benar-benar kelabu dan terus bergejolak, ekonomi RI dinilainya juga memiliki sejumlah persoalan yang fundamental. Masalahnya, kalau ekonomi RI kuat, fundamentalnya kokoh dan tak memiliki risiko apapun, Indonesia boleh agak tenang. Tapi bila sebaliknya, tidak terlalu kuat dan fundamental tidak kokoh, akan berbahaya.

"Saya termasuk orang yang optimistis. Namun, juga realistis. Selalu ada jalan ketika kita menghadapi kesulitan. Setiap masalah selalu ada solusinya. Yang penting jangan terlambat untuk berbuat. Pilihlah solusi yang paling tepat. Kemudian jalankan dengan segala daya upaya. Insya Allah berhasil," harapnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index