PEKANBARU, RiauAKtual.com - Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRD Kota Pekanbaru Zaidir Albaiza, mengatakan, 6 Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yang telah diajukan Pemerintah Kota Pekanbaru kepada DPRD, ditargetkan pada akhir tahun ini selesai dibahas DPRD secara keseluruhan.

Meskipun Zaidir tak ingat pasti nama-nama Ranperda tersebut, namun pihaknya dalam Banleg yang beranggotakan 10 orang mewakili 8 fraksi di Dewan, berkomitmen Ranperda tersebut diparipurnakan sebelum tahun 2014.

"Masih dalam pembahasan, target kita menjelang akhir tahun selesai. Nama Ranperda-nya saya tak ingat semua, namun yang sedang dalam pembahasan itu Ranperda Pergantian Nama PD Pembangunan menjadi PT Sarana Pembangunan Pekanbaru," terang Zaidir saat dikonfirmasi melalui selulernya, Senin (28/10/2013).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini juga membantah tudingan yang beredar selama ini di kalangan Pemerintah Kota Pekanbaru, bahwa lambatnya pengesahan ranperda menjadi perda, dikarenakan DPRD Kota Pekanbaru lambat melakukan pembahasan.

"Bukan kita yang lambat, Pemko yang lambat menyerahkannya. Bahkan draft sudah diserahkan, pas kita bahas ternyata naskah akademisnya tak ada. Makanya jadi lama karena kita menunggu kelengkapan naskah akademis itu tadi," tuturnya.

Menurut Zaidir, selama ini Banleg berusaha untuk bekerja cepat. Karena bagaimana pun, ranperda tersebut sifatnya penting untuk disegerakan dibahas dan disahkan menjadi perda, sebab ranperda ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

"Kita sifatnya tentu menunggu, kalau ranperda dari pemerintah lambat diserahkan tentu lambat pula kita bahas. Yang jelas, saat ranperda masuk langsung kita bahas," paparnya.

Kasubag Persidangan Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru Adwiyar, saat dipertanyakan nama-nama 6 Ranperda yang tengah dibahas DPRD, juga mengaku tak hafal secara pasti. Karena dirinya sedang mendampingi Anggota Dewan kunjungan kerja ke luar kota, maka Adwiyar belum bisa melihat data tentang 6 Ranperda tersebut.

"Besok Senin lah ya, saya di luar kota. Saya lihat dulu besok di bukunya. Karena kalau sekarang saya bilang takutnya data tak valid nanti," pungkasnya. (rrm)