Bikin Miris, Guru di Sekolah Ini Harus Menginap di Sekolah Akibat Susahnya Akses Jalan

Bikin Miris, Guru di Sekolah Ini Harus Menginap di Sekolah Akibat Susahnya Akses Jalan
Foto/tribunnews.com

Riauaktual.com - Kesulitan dialami guru yang mengajar di SD Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar sangat miris.

Sudah kondisi bangunan sekolah sangat memprihatinkan, akses menuju sekolah juga sangat parah.

"Bukan parah lagi (kondisi jalan)," ungkap Kepala SDN 020 Balung, Esdi Yoker, Minggu (18/3/2018).

Ia tidak dapat menyematkan kata-kata untuk menggambarkan kondisi jalan dari pusat Desa Balung menuju sekolah yang terletak di Dusun V Siasam, ujung desa.

Esdi mengatakan, guru mesti menyeberangi empat sungai kecil di sepanjang jalan sekitar 12 kilometer dari pusat desa. Sungai itu tanpa jembatan.

"Kalau hujan, (arus) sungainya jadi besar juga," katanya.

Menurut Esdi, perjalanan memakan waktu empat jam dengan sepeda motor.

Itupun jika jalan dalam keadaan kering. "Kalau lagi musim hujan, (berangkat pagi) bisa sampai sore," ujarnya.

Ia sendiri tinggal di Desa Sibuak Kecamatan Tapung.

Ia tidak bisa pulang setiap hari. Acap kali ia menginap di sekolah yang belum dialiri listrik itu.

Kadang di rumah orang tuanya di Balung.

Sesekali di Kantor UPT Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kampar Kecamatan XIII Koto Kampar.

Beratnya rintangan yang harus dihadapi guru SDN 020 Balung itu, tidak sepadan dengan gaji mereka.

Esdi menyebutkan, guru menerima gaji hanya Rp. 600.000 per bulan yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten Kampar dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Rp 400.000 dari honor komite (Pemkab) Kampar, Rp 200.000 dari BOS," kata Esdi. Orang tua peserta didik tidak pernah dibebankan untuk menambah honor guru, sebab aturan melarangnya.

Menurut Esdi, dengan gaji seadanya, guru yang tidak sanggup.

Mereka akhirnya mundur, padahal baru beberapa bulan mengajar. Di sekolah itu ada delapan orang guru termasuk dirinya.

"Hanya saya yang PNS. Tujuh orang semuanya honor," kata Esdi.

Ia berharap ada perhatian dari Pemerintah. Bukan saja pembangunan gedung sekolah, juga penempatan guru PNS di sekolah itu.

Menurut Esdi, dalam proses belajar, sekolah masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Sekolah belum sanggup menerapkan Kurikulum 2013.

Ia menargetkan Kurikulum 2013 akan diterapkan pada ajaran baru, 2018-2019, dengan fasilitas seadanya. "Kalau nggak bisa, ya, dibisa-bisakanlah," ucapnya.

Esdi menuturkan, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan persoalan sekolah itu dalam berbagai kesempatan. Mulai dari Kepala Desa, Reses Anggota DPRD sampai Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrembang).

"Katanya tahun ini akan diperhatikan. Bapak Kades, Camat juga ikut mendorong," ujar Esdi.

Sekolah Dasar Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar yang kondisinya memprihatinkan. (Istimewa)
SDN 020 Balung adalah pemekaran dari SDN 016 Balung melalui Keputusan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kampar tahun 2014 silam.

Namun sekolah ini sudah dibangun sejak 10 tahun lalu.

Sekolah dibangun atas swadaya orang tua siswa.

Sejak berdiri, pembangunan sekolah ini tidak pernah kecipratan uang negara sepeserpun. (Wan)

 

Sumber: Tribunnews.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index