Dampak Proyek Tol Pekanbaru-Dumai, Belasan Ikan Arwana Penangkaran Warga Mati

Dampak Proyek Tol Pekanbaru-Dumai, Belasan Ikan Arwana Penangkaran Warga Mati
Darwin dan beberapa kawannya sedang mengevakuasi ikan Arwana miliknya mati di kolam, Senin (25/9). Foto ig

Riauaktual.com - Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai saat ini terus dikerjakan.

Ternyata, ada dugaan dampak negatif dari proyek yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya itu, yakni penangkaran ikan Arwana Milik warga, salah satunya Darwin, mati.

Penangkaran ikan Arwana tersebut terletak wilayah Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

Ikan-ikan cantik itu mati diduga karena ‎limbah penggalian dan penimbunan yang dikerjakan perusahaan menumpahkan lumpur yang beracun.

Darwin yang berdomisili di Kota Pekanbaru, tak bisa berbuat banyak dampak negatif dari pencemaran tersebut.

"Saya sudah 16 tahun peternak ikan di sini (Rumbai)," ujar Darwin saat ditemui Wartawan, Senin (25/9) kemarin.

Dia mengaku sangat kesal ikan-ikannya mati. Wajar saja, ikan Arwana yang diternaknya sudah berumur dan siap untuk memproduksi telur. Tapi semua itu gagal diduga akibat pencemaran limbah penggalian proyek tol tersebut.

Darwin menceritakan, pada ‎bulan Maret 2017 lalu, sekitar 100 ekor ikan Arwana miliknya mati karena limbah proyek Tol yang dikerjakan PT Hutama Karya ini.

"Bulan September ini, ada belasan ekor yang mati lagi," kata Darwin.

Dia mengaku telah melakukan aksi protes dan komplain dengan PT Hutama Karya, namun pihak perusahaan tidak mengganti kerugian. Padahal, kerugian yang dialami Darwin tak kurang dari Rp1 miliar.

"Ikan Arwana ini biasanya memproduksi telur. Untuk selanjutnya menjadi benih ikan," sebutnya.

Bahkan benih ikan Arwana itu biasanya dijual untuk membalikkan modal dan keuntungan ternak Darwin.

"Tapi dengan kejadian ini, saya rugi banyak, hancur usaha saya. PT HK tidak mau ganti rugi," kesal Darwin lagi.

Meski dia sudah mencoba berkomunikasi dengan pimpinan PT HK yang berada di lokasi, namun itu tidak membuahkan hasil.

Perusahaan tersebut menolak untuk mengganti rugi dengan alasan tidak berwenang.

"Pimpinan di lapangan menyuruh saya untuk langsung ke kantor PT HK yang berada di Jakarta. Sedangkan mereka bolak balik berada disini, ini kan tidak ada niat mereka untuk mau mengganti rugi," terangnya.

Sementara itu, ‎Darwin memiliki tempat penangkaran ikan sebanyak 16 kolam. Sedangkan yang berisi ikan sebanyak 11 kolam.

"Setiap kolam berisi ikan Arwana sebanyak 30 hingga 40 ekor dan menghasilkan ratusan butir telur ikan," ujar Darwin.

Sejak adanya penggalian proyek tol ini, sambung dia, ternak ikannya mati. Usahanya pun tidak berjalan lagi.

"Sepertinya kandungan air yang turun dari lokasi proyek sudah tercemar lumpur yang mematikan ikan saya," imbuhnya.

Darwin akhirnya mengubur ikan Arwana miliknya yang mati di sekitaran lokasi kolam tersebut. Wajahnya sesekali tampak sedih melihat sumber mata pencahariannya gagal.

Sementara itu, pihak PT Hutama Karya yang berada di lokasi ketika dikonfirmasi belum mendapat keterangan jelas.

Hanya saja seorang pria bernama Michael keluar dari kantornya, namun, tidak banyak informasi yang didapat darinya.

"Konfirmasinya ke kantor (PT Hutama Karya) saja ya. Kantornya di jalan Tanjung Datuk, Pekanbaru. Saya tidak berwenang menjawab soal ini," katanya. (ig)

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index