Ironis, Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru Alami Kekosongan Obat

Ironis, Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru Alami Kekosongan Obat
ilustrasi (int)

Riauaktual.com - Ironis, puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru mengalami kekosongan obat untuk anak-anak, seperti paracetamol, tablet dan sirup masih kosong dan belum tersedia. Kekosongan ini sudah lama dikeluhkan masyarakat saat membawa anaknya berobat.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru Drg Helda S Munir mengakui jika saat ini memang terjadi kekosongan beberapa item obat di Instalasi Farmasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Hal ini disebabkan oleh pemesanan obat masih secara e- catalog yang dimulai sejak bulan Maret 2017 yang lalu.

"Selain pemesanan melalui e-catalog, ada yang diulang lagi pemesanannya dikarenakan pada awal bulan April 2017 terjadi pembaharuan kontrak antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) Pusat Jakarta dengan penyedia obat yang ditunjuk," ujarnya, Kamis (27/7).

Dijelaskan Helda, selain itu alasan kekosongan juga disebablan karena bahan baku obat untuk obat paracetamol baik tablet, syrup dan drop baru ada awal bulan Agustus 2017 mendatang.
 
Helda menerangkan,  kenapa paracetamol kosong dan sudah habis saat ini baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Hal ini dikarenakan di tahun 2016 yang lalu pengadaannya yang seharusnya e-catalog.

"Pada akhir tahun kemarin, ternyata pengadaannya ditolak oleh penyedia karena tidak ada barang, sehingga diadakan non e-catalog dengan harga survey pasar. Sedangkan harga survey pasar lebih tinggi dari harga e-catalog. Sehingga volume obat dikurangi dari rencana volume kebutuhan. Jadi volume berkurang disesuaikan dengan pagu anggaran yang ada," terang Helda.

Helda menambahkan, sementara untuk beberapa obat-obatan lain yang sudah kosong saat ini dikarenakan ketika pemesanan secara purchasing e-catalog bulan April 2017 yang sudah di acc oleh penyedia.
Tetapi, ternyata distributor Pekanbaru yang ditunjuk untuk menyalurkan obat-obatan tersebut tidak mau melayani. Hal itu dikarenakan tunda bayar yang mana tahun 2016 itu belum tuntas.
       
"Akibat tidak mau distributor melayani, maka proses pengadaan obat diulang kembali pada bulan Juni 2017 dengan mekanisme secara lelang non e-catalog. Sedangkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sudah diserahkan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) sejak bulan Juni lalu. Namun karena ada pergantian Pokja di ULP, proses HPS untuk lelang diminta ulang kembali pada bulan Juli. Bahkan,  sampai sekarang proses lelang masih berjalan," ujar Helda.
      
Helda menambahkan, untuk mengatasi permasalahan kekosongan obat-obatan tersebut pihaknya akan berusaha untuk mencari solusi dan jalan keluarnya.

"Kita akan sekuat tenaga untuk berbuat agar memenuhi kekosongan obat-obatan itu. Mudah -mudahan dalam waktu dekat,  kita bisa menyediakan obat-obatan yang diperlukan tersebut," tutup helda. (yan)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index