Ini Tanggapan DPRD Terkait Banyak Anak Tempatan Tidak Bisa Bersekolah, dan SD 90 Pekanbaru Digembok

Ini Tanggapan DPRD Terkait Banyak Anak Tempatan Tidak Bisa Bersekolah, dan SD 90 Pekanbaru Digembok

Riauaktual.com - Buntut dari banyaknya warga tempatan yang tidak bisa tertampung dalam penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru mendapat respon yang tidak baik dari masyarakat.

Seperti yang terjadi di SD 90 Jalan Dahlia Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, kekecewaan warga berbuntut aksi penggembokan pagar sekolah yang dilakukan oleh oknum warga pada Senin (10/7) pagi.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru H Marlis Kasim menilai bahwa segala persoalan yang terjadi dalam PPDB di SD 90 tersebut, hendaknya dibicarakan dan diselesaikan dengan baik antara warga dan pihak sekolah.

"Jika ada gangguan-gangguan ketertiban masyarakat (kantibmas) hendaknya dilaporkan kepada pihak kepolisian. Namun jika terkait masalah tidak diterakomodirnya masyarakat tempatan tentunya ini sudah tertuang di dalam Peraturan Walikota (Perwako)," kata Marlis Kasim, Senin (10/7).

Meurut Politisi PKB ini dalam Perwako tersebut masyarakat tempatan yakni berjarak 500 meter dari sekolah dan jika lebih dari itu maka harus adanya kebijakan lain. Yang jelas PPDB tersebut harus berdasarkan umur.

"Dalam PPDB tingkat SD umur menjadi patokan, umur yang tertinggi yakni minimal 7 tahun. Namun jika kuota sekolah tersebut tidak mencukupi dengan umur tadi tentu harus dicari solusi dan dibicarakan dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru," sebutnya.

Anggota legislatif daerah pemilihan (Dapil) Tenayan Raya ini juga mengatakan jika solusi bahwa warga tempatan tersebut diterima juga, tentunya pemerintah harus menyiapkan lokal mobiler. Dan ia juga mengimbau kepada masyarakat terutama orang tua siswa dapat saling menyadari akan hal tersebut dan jangan sampai pihak sekolah dan guru terbebani dengan keinginan orang tua.

"Jika warga tempatan yang melakukan protes diterima ini tentunya pemerintah harus menyediakan lokal mobiler tetapi proses belajar mengajar dengan sistem paralel. Namun dalam pembangunannya tentunya tidak secepat itu. Kita juga minta orang tua dapat memahami itu dan ini tentunya akan kita bicarakan kedepannya, jika memang cukup banyak minat siswa untuk belajar disana, pada tahun depan kita minta dinas dapat menganggarkan untuk penambahan ruang belajar baru," tandasnya. (Rr)
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index