Kasus DBD di Pekanbaru Terus Meningkat

Kasus DBD di Pekanbaru Terus Meningkat
ilustrasi

Riauaktual.com - Memasuki awal Juni 2017, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru terus bertambah. Tercatat sudah 325 kasus DBD di Pekanbaru hingga pekan ini. Sebelumnya penderita DBD tercatat sebanyak 314 kasus.

Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru mencatat kasus paling banyak terdapat di Bukit Raya dengan 52 kasus. Lalu Tampan dan Marpoyan Damai masing-masing 45 kasus.

Sementara Payung Sekaki 36 kasus, Tenayan Raya 38 kasus, dan Rumbai Pesisir 15 kasus. Untuk kecamatan Limapuluh terdapat 19 kasus, Pekanbaru Kota 14 kasus, Rumbai 25 kasus, Senapelan 22 kasus, serta Sukajadi 12 kasus, terakhir Sail yang paling sedikit hanya 2 kasus. Kasus DBD di Pekanbaru telah merengut nyawa satu orang bayi di Senapelan.

Tak mau menjadi pihak yang selalu disalahkan, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, Helda S Munir menyebut bahwa jumlah DBD tahun ini jauh turun dari pada tahun lalu.

"Tahun lalu kasus DBD pada pekan 21 mencapai 649 kasus," kata Helda, seperti dilansir cakaplah.com, Minggu (4/6).

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan, Gustianti menyebutkan meningkatkan kasus DBD akibat perubahan musim. Sehingga menyebabkan nyamuk mudah berkembang biak.

Gustianti menyebut pihaknya telah melakukan fogging di sejumlah titik yang rawan DBD. Untuk itu Gustianti menghimbau masyarakat supaya giat melakukan 3 M plus. 3M plus yakni menguras, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat air. "Karena 3M plus lebih efektif," imbaunya.

Saat disinggung mengenai program Diskes Pekanbaru mengenai satu rumah satu kader Jumantik yang hingga kini belum membuahkan Hasil, Gustiyanti tak mau berkomentar terkait hal itu.

Sebelumnya, Diskes sudah menganggarkan dana sebesar Rp 450 juta untuk penanggulan DBD di Pekanbaru. Dengan rincian anggaran pengadaan bahan lavarsida (bubuk abate, red) sebanyak 600 Kg dan insektisida (obat fogging} sebanyak 650 liter sebesar Rp 199,70 juta.

Lalu anggaran pembelian solar untuk campuran insektisida sebesar Rp 182 juta dan bahan bakar premium mesin fogging sebesar Rp 68 juta.
 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index