Current Date: Selasa, 09 Desember 2025

Waspada Bakal Ada Doktrin Teroris Lewat Medsos

Waspada Bakal Ada Doktrin Teroris Lewat Medsos
Ilustrasi penangkapan teroris. Foto/ANTARA

Riauaktual.com - Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni menilai adanya upaya menghancurkan persatuan masih tampak di Indonesia beberapa tahun terakhir. Hal itu dinilai, karena kurangnya pemaknaan Pancasila bagi setiap warga negara.

“Saat ini, saya pribadi menganggap yang sedang marak sekarang tentang radikalisme, mungkin sudah keluar dari ranah semestinya. Padahal, dasar kita bernegara dari Pancasila dan UUD,” kata Sahroni di Jakarta, Sabtu 2 Juni 2018.

Sahroni mengungkapkan, penanggulangan terorisme meski terus dilakukan oleh penegak hukum dibantu TNI, tetapi semakin banyak dan bibitnya dalam proses pembesaran. Bahkan, tak hanya dengan upaya pembibitan terhadap kaum muda, aksi terorisme yang dilakukan beberapa waktu lalu, bahkan melibatkan anak-anak.

“Radikalisme model baru ini melibatkan anak. Doktrinnya luar biasa, melalui media sosial, misalnya mengajarkan anak, bukan lagi bercita-cita jadi Presiden, dokter, atau pengusaha besar. Ini kultur yang harus diperbaiki dari atas ke bawah. Sedih melihat Indonesia dengan kultur luar biasa dibandingkan negara lain di dunia, harusnya lebih adem dan terjalin silaturahmi yang hebat,” kata Sahroni.

Politisi Partai NasDem ini mengingatkan, upaya pengkaderan terus dilakukan jaringan teroris. Bukan hanya telah menjangkau lingkungan akademis seperti kampus ataupun unversitas, jaringan ini bahkan telah berani menanamkan paham radikal ke aparat penegak hukum.

“Isu lain tentang universitas sudah masuk paham radikal. Jangankan universitas, dari Kepolisian pun sudah masuk. Lambat laun akan menjadi sel baru, perlahan didoktrin dan memakai sarana medsos. Bisa jadi, 10 tahun ke depan ada orang-orang baru (teroris) yang tidak kita pikirkan,” kata Sahroni.

Lebih jauh, Sahroni meyakini upaya pemberantasan terorisme setelah disahkannya UU Antiterorisme akan semakin lebih baik, salah satunya dengan pelibatan TNI di dalamnya. Ia meminta, pemberantasan terorisme tak terus dikaitkan dengan pelanggaran HAM, karena tindakan dilakukan para pelaku justru membuat Indonesia terkukung dalam kesedihan. (Wan)

 

Sumber: Viva.co.id

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index