Banyak Narkoba Masuk Dari Malaysia ke Indonesia, Ini Pernyataan BNN Usai Tembak Mati Bandar di Riau

Banyak Narkoba Masuk Dari Malaysia ke Indonesia, Ini Pernyataan BNN Usai Tembak Mati Bandar di Riau
BNN dan Polda Riau saat melakukan eskpos pengungkapan kasus narkoba yang masuk dari Malaysia, Jumat (6/10) siang. Foto ig

Riauaktual.com - Deputi Penindakan dan Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari mengatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak mampu dan komitmen dalam memberantas narkotika dan obat-obatan terlarang di kawasan ASEAN yang kerap masuk ke Indonesia, melalui Provinsi Riau.

Pernyataan yang disampaikan jenderal bintang dua ini, setelah berhasil membekuk dua orang tersangka yang membawa sabu dan ekstasi ke Pekanbaru, Kamis (5/6) kemarin di wilayah Kandis, Kabupaten Siak, Riau.

Pada penangkapan itu, BNN bersama Polda Riau, menyita 25 kilogram sabu-sabu dan 25 ribu butir pil ekstasi dari dua tersangka bernama Zaini dan Jafar.

Barang tersebut, kata Arman, dikirim dari Malaysia dan diselundupkan melalui Aceh, kemudian dibawa ke Medan hingga ke pemesan di Pekanbaru, Riau.

"Saya sudah menanyakan ke pihak Malaysia terkait banyaknya narkoba masuk dari Malaysia ke Indonesia," kata Arman Depari saat eskpos bersama Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang, Jumat (7/10) siang.

Namun, nyatanya saat ini masih saja ditemukan dan ditangkap pelaku yang membawa narkoba dari negeri Jiran tersebut.

Sehingga Arman menyimpulkan, Pemerintah Malaysia tidak komitmen memberantas narkoba tersebut.

"Kemungkinan petugas (aparat hukum) mereka (Malaysia) tidak mampu atau tidak berkomitmen dalam memberantas penyalahgunaan narkoba sesama negara ASEAN atau negara bertetangga. Itu catatan saya," akuinya.

Menurut Arman, masuknya narkoba dari Malaysia tidak menutup kemungkinan ada orang Indonesia yang terlibat.

"Jaringan ini dari Malaysia, menyeberangi Selat Malaka karena kebetulan di sana tak ada pengawasan karena perairan internasional. Laut terbuka," katanya.

Bahkan untuk bertransaksi, pelaku memindahkan barang dari satu kapal ke kapal lainnya.

Meski demikian, BNN sudah berupaya meningkatkan pengawasan dengan melibatkan kesatuan yang lain untuk mencegah masuknya narkoba dari Malaysia.

"Perairan Timur Sumatera itu sangat terbuka dan rawan dimasuki penyelundup narkotika," akui Arman.

Oleh karena itu, pihaknya tidak akan tinggal diam. Bahkan saat ini BNN telah membentuk 'Seaport Interdiction'.

Kemudian dia juga menyebutkan senjata-senjata yang dimiliki oleh BNN, murni untuk menindak tegas pelaku kejahatan terutama pengedar narkoba.

"Senjata kita untuk melindungi masyarakat," kata Arman.

Sebelumnya, BNN dan Polda Riau menangkap dua orang pelaku yang membawa sabu dan ekstasi ke Pekanbaru.

Pada penangkapan itu, barang bukti ditemukan di dalam mobil tersangka Zaini.

Sedangkan pada penangkapan tersangka Jafar, petugas mendapat perlawanan. Sehingga pelaku mencoba kabur.

BNN terpaksa memberikan tindakan tegas dengan tiga kali tembakan mengenai tubuh pelaku. Menjelang sampai ke RS Bhayangkara Polri di Pekanbaru, tersangka Jafar tewas karena kehabisan darah.

Arman Depari menambahkan, selain menindak lanjuti kasus narkoba ini, pihaknya juga akan melanjutkan penanganan perkara tindak pidana pencucian uang (TPP) oleh dua pelaku tersebut.

Pihaknya mengaku saat ini masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terhadap bandar yang memesan 25 kilogram sabu dan 25 ribu butir pil ekstasi warna abu-abu itu.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan Polda Riau dan BNN disini," tegas Arman Depari

Sementara itu, untuk tersangka Zaini yang masih hidup, akan dikenakan Pasal 112 Jo Pasal 114 UU nomor 35 tahun 2009 dengan ancaman hukuman mati. (ig)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index