Kebanyakan Menonton Televisi Tingkatkan Risiko Kematian

Kebanyakan Menonton Televisi Tingkatkan Risiko Kematian
foto : internet

Riauaktual.com - Televisi dikenal sebagai salah satu alat hiburan yang paling murah. Tapi, meski mampu menghibur, menonton televisi terlalu lama bisa jadi pembunuh secara perlahan.

Hal ini terbukti melalui sebuah penelitian di Australia yang dipublikasikan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise. Menurut penelitian itu, setiap jam menonton televisi dikaitkan dengan peningkatan 12% risiko kematian karena inflamasi atau peradangan.

Dilansir dar New York Post, penelitian ini melibatkan lebih dari 8.900 responden usia dewasa yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kebiasaan waktu menonton televisi, yaitu kurang dari dua jam, dua sampai empat jam dan lebih dari empat jam. Para peneliti pun menemukan ada 909 orang meninggal dunia, 130 disebabkan oleh inflamasi, seperti peradangan di sistem pernapasan.

Peneliti utama, dr Megan Grace, mengungkapkan, bahwa risiko kematian akibat inflamasi sebesar 54% pada orang yang menonton televisi antara 2—4 jam sehari. Sedangkan orang yang menonton televisi lebih dari empat jam dalam sehari mengalami risiko kematian dua kali lipat.

"Waktu menonton televisi dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat inflamasi. Ini konsisten dengan hipotesis bahwa menonton televisi tinggi mungkin terkait dengan keadaan peradangan kronis," papar dr Grace.

Peradangan yang terjadi pada tubuh merupakan respons normal dimana bahan kimia dilepaskan ke dalam darah sebagai respons terhadap kejadian berbahaya untuk membantu pemulihan. Selain itu, ketika sistem kekebalan tubuh merasakan bahaya seperti stres atau infeksi, akan merespons dengan mengaktifkan protein sebagai pelindung sel dan jaringan.

Peradangan bisa menjadi berbahaya jika bahan kimia tersebut berada di tubuh dalam waktu yang lama lantaran bisa menyebabkan penyakit. "Orang harus berusaha untuk duduk lebih sedikit dan bergerak lebih banyak sepanjang hari mereka karena kita percaya ada manfaat kesehatan," kata dia.

 

Sumber : sindonews

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index