Peneliti Miliki Cara Baru untuk Temukan Tanda-Tanda Kehidupan di Mars, Apa Itu?

Peneliti Miliki Cara Baru untuk Temukan Tanda-Tanda Kehidupan di Mars, Apa Itu?
Ilustrasi Foto: NASA

Riauaktual.com - Tak sedikit ilmuwan atau astronot yang berlomba-lomba memecahkan sebuah tanda kehidupan di Planet Mars atau yang lebih dikenal sebagai Planet Merah. Mungkin banyak dari mereka yang setuju bahwa planet tersebut benar-benar memiliki kehidupan. Namun, yang ditampilkan hanya bakteri dari fosil.

Untuk menemukan jawabannya, ahli astrobiologi mungkin perlu memecahkan kode analisis kimia sampel batuan yang dilakukan oleh rover, seperti yang direncanakan NASA yang mengirim seorang astronot ke Mars pada 2020.

Dengan begitu, manusia akan tahu bahwa di luar Bumi mungkin ada kehidupan lainnya. Sebuah makalah baru dalam jurnal Astrobiology menunjukkan bahwa NASA dan yang lainnya memburu bukti fisik dari biologi di Mars dalam bentuk “microfossils”, yang dapat ditemukan dengan menggunakan unsur vanadium yang dikombinasikan dengan Raman spectroscopy pada bahan organik, sebagai biosignatures untuk membuktikan adanya jejak kehidupan di luar Bumi.

"Anda berhasil menyelesaikan pekerjaan Anda jika Anda melihat batuan sedimen purba untuk mikrofosil di Bumi, dan terlebih lagi di Mars. Di Bumi, batuan telah berada di sini selama 3,5 miliar tahun, dan tabrakan tektonik dan penataan kembali telah memberi banyak tekanan dan tekanan pada batuan. Selain itu, batuan ini bisa terkubur, dan suhu meningkat dengan kedalaman,” ungkap Craig Marshall, penulis utama makalah ini dan seorang profesor geologi di Universitas Kansas.

Marshall juga menyamakan mikroorganisme Mars kuno yang potensial dengan potongan steak yang ia beli dari supermarket di pemanggang.

"Anda bisa melihat steak terlihat biologis, ada tetesan darah dari situ. Bisa jadi arang abiotik, atau bisa dibuat dari panas dan tekanan pada bahan organik. Banyak senyawa biologis hancur dan terlepas dari panas dan tekanan, dan Anda tertinggal dengan residu karbon. Kita bisa melihat karbon ini dengan Raman spectroscopy,” ujar Marshall.

Untuk beberapa waktu yang lama, memang para ahli paleontologi dan astrobiologi yang mencari kehidupan di Mars telah menggunakan Raman spectroscopy, yakni sebuah teknik yang bisa mengungkapkan komposisi seluler sampel.

"Orang bilang, 'Kalau kelihatan seperti kehidupan dan punya sinyal Raman karbon, maka kita punya kehidupan’. Tapi, tentu saja, kita tahu ada bahan berkarbon yang dibuat dalam proses lain, seperti di ventilasi hidrotermal. Konsisten dengan tampilan seperti mikrofosil yang juga memiliki beberapa sinyal karbon. Orang juga membuat struktur karbon yang indah secara artifisial yang terlihat seperti mikrofosil, persis sama. Jadi, kita berada di persimpangan sekarang di mana sangat sulit untuk mengatakan apakah hidup hanya berdasarkan morfologi dan Raman spectroscopy," terang Marshall.

Dalam makalah baru, Marshall dan rekan penulisnya menawarkan jalan menuju verifikasi yang ketat bahwa fosil-fosil mikro tersebut pernah hidup. Menurut para periset, teknik yang diusulkan bisa dilakukan dengan instrumentasi yang sudah direncanakan untuk misi penjelajahan NASA pada 2020 nantinya, untuk mengeksplorasi wilayah Mars di mana lingkungan purba bisa memupuk kehidupan mikroba.

"Kami menerapkan teknik baru yang disebut mikroskop fluoresensi X-ray, terlihat pada komposisi unsur. Vanadium adalah unsur dalam tabel periodik, sebuah logam transisi. Telah ditunjukkan itu bisa menggantikan senyawa biologis," ucap Marshall.

Menurut para peneliti, vanadium juga dapat ditemukan di minyak mentah, aspal dan serpih hitam, terbentuk dari sumber biologis yang diakui,"Vanadium terkompleks dalam molekul klorofil," jelas Marshall.

Marshall dan rekan-rekannya membuktikan konsep pengujian vanadium pada mikrofosil yang diketahui memiliki unsur biologis yang diakui di mikrofosil organik Bumi, yang disebut acritarchs yang mungkin tak jauh dari jenis jejak kehidupan yang mungkin ada di Planet Merah.

"Kami menguji acritarch untuk melakukan proof-of-concept pada mikrofosil di mana tidak ada bayangan keraguan bahwa kita melihat biologi kuno yang diawetkan. Usia mikrofosil ini menurut kami adalah Devonian. Orang-orang ini adalah mikroorganisme akuatik, mereka dianggap mikroalga, sel eukariotik, lebih maju daripada bakteri. Kami menemukan kandungan vanadium yang Anda harapkan dalam bahan cyanobacterial," tutup Marshall.

Marshall mengatakan teknik verifikasi berbasis vanadium dari tim risetnya ini patut mendapat perhatian dari ilmuwan NASA yang merencanakan misi Mars pada 2020. Demikian dinukil dari PHYS, Senin (25/9/2017).

 

Sumber : okezone

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index