Anggota DPRD Riau, Muhammad Adil :

Nggak Pantas, Pak Gubri Diberi Gelar Datuk Setia Amanah

Nggak Pantas, Pak Gubri Diberi Gelar Datuk Setia Amanah
Muhammad Adil (internet)

Riauaktual.com - Gubernur Riau (Gubri), H. Arsyadjuliandi Rachman dinilai tidak pantas mendapatkan gelar Datuk Setia Amanah yang akan diberi Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Pasalnya, Andi Rachman sapaan akrab Gubri tidak amanah selaku pemimpin. Apalagi, banyak program-program APBD yang tidak jalan masa kepemimpinan sebagai Gubernur.

"Ngak pantas, Pak Gubri (Andi Rachman, red) itu diberi gelar Datuk Setia Amanah. Gimana amanah, APBD saja tidak jalan, namun diberi gelar Setia Amanah," ungkap anggota Komisi E DPRD Riau, Muhammad Adil kepada Riauaktual.com, Senin (27/2), di gedung DPRD Riau.

Menurut politisi partai Hanura ini, LAMR selaku lembaga yang dipercaya masyarakat harusnya secara arif dan bijaksana dalam memberikan gelar kepada kepala daerah selaku pemangku negeri.

"LAMR harus bijaksana dalam memberikan gelar, harus belajar dari kejadian dulu, begitu diberi gelar begitu tersandung kasus," ujar Adil.

Politisi asal Meranti ini juga mempertanyakan dasar pemberian gelar Datuk Setia Amanah kepada Gubri Andi Rachman, salah satu program wisata Riau berbasis budaya Melayu.

"Dimana wisatanya basis budaya itu, saya mau tanya sama orang LAMR. Ini memang hak LAMR, namun dalam memberi gelar, LAMR harus arif dan bijaksana dalam memberi gelar kepada pemangku negeri. Karena, orang-orang LAMR orang-orang yang dipercaya masyarakat Melayu Riau," tutur Adil.

Sebelumnya, pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau merisik ke kediaman Gubernur Riau Pekanbaru, Sabtu (25/2) lalu. Kehadiran rombongan tersebut, dalam rangka rencana pemberian gelar Datuk Sri Setia Amanah.

Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Al Azhar, mengatakan, pemberian gelar Datuk Sri Setia Amanah sudah lama dihajatkan kepada pemuncak atau pemimpin negeri Riau (Gubernur Riau).

Berbicara tentang komitmen, LAM Riau telah memandang atau memperhatikan beberapa kebijakan yang telah dilakukan oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, yang telah memberikan peluang kemajuan yang sangat besar kepada pengembangan adat dan budaya Melayu di Provinsi Riau.

"Pemberian Gelar Datuk Setia Amanah yang diberikan kepada Gubernur Riau sudah sesuai dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADART) dan hasil musyawarah LAM Riau. Ada beberapa kriteria yang dipandang LAM Riau untuk melaksanakan kegiatan ini," kata Al Azhar pada saat memberikan penjelasan.

Al Azhar menjelaskan, ada beberapa kriteria untuk mendapat gelar tersebut. Pertama, memperlihatkan komitmen yang sangat jelas kepada pengembangkan adat dan budaya Melayu. Kedua, merupakan harapan bagaimana kiranya komitimen tersebut dapat berjalan demi memberikan kemaslahatan negeri dan perkembangan adat Melayu Riau.

"Datuk Sri Setia Amanah adalah payung panji tertinggi di dalam adat Melayu, hal ini merupakan harapan-harapan untuk pemgembangan adat Melayu itu dibebankan di bahunya bersama LAM Riau dan lembaga-lembaga lainya yang bertugas membina, mengembangkan dan melestarikan adat budaya Melayu," ungkap Al Azhar.

Al Azhar menjelaskan, ada tiga jenis gelar dalam Lembaga Adat Melayu Riau. Pertama, gelar Soko atau gelar warisan turun temurun yang tidak bisa dialihkan kepada orang lain. Kedua, gelar kehormatan, gelar ini biasanya diberikan kepada oramg  yang dipandang telah memberikan jasa yang luar biasa terhadap adat budaya Melayu Riau khususnya dan kemanusiaan pada umumnya. Ketiga gelar Setia Amanah, gelar yang diberikan kepada Gubernur Riau, dan untuk wakil Gubernur disebut Datuk Timbalan Setia Amanah.

Dalam pandangan LAM Riau, Gubri telah memperlihatkan berbagai komitmen dalam memberikan peluang yang sangat besar untuk mengembangkan, menjaga serta melestarikan adat dan budaya Melayu Riau. Yaitu, mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Riau tentang muatan lokal budaya Melayu Riau, dan LAM Riau juga telah mencatat secara jelas pada tahun 2015 Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, telah mencanangkan Riau The Homeland of Melayu (Riau tanah tumpah darah Melayu) dan selanjutnya diikuti sebuah semboyan "Pariwisata berbasis Budaya". (rud)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index