RIAU (RA) - Langkah Hasnan Sani menuju kamar mandi untuk buang air kecil terhenti. Secara tak sengaja, pria 54 tahun itu melihat ada sesuatu yang mencurigakan di kamar tidur mertuanya. Pasalnya, pintu sedikit terbuka dan lampu dalam keadaan mati.
 
Rabu (28/9) dinihari itu, jarum jam masih menunjukkan pukul 03.40 WIB. Dari tempat semula, Hasnan Sani berjalan menuju kamar mertuanya bernama Tugino Hosaidin untuk menghidupkan lagi.
 
Kaget bukan kepalang. Begitu lampu dihidupkan, Hasnan Sani melihat mertuanya yang sudah berusia 78 tahun sudah tidak bernyawa lagi. Posisinya duduk, namun lehernya terjerat tali plastik warna hitam yang terikat di gagang pintu bagian dalam.
 
Antara panik dan takut, warga Jalan Sekolah, Gang Ikhsan, RT 01, RW 05, Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki itu bergegas memberitahu istrinya San Mei Puspa. Termasuk ketua RT setempat.
 
Peristiwa itu langsung dilaporkan ke Polsek Payung Sekaki. Saat itu juga petugas bersama tim Identifikasi Polresta Pekanbaru turun ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
 
"Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," kata Kapolsek Payung Sekaki AKP Nardy M Marbun SH saat dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim Iptu EJ Manulang, kamis.
 
Menurut keterangan anaknya, jelas Kanit, korban sudah dua bulan menderita penyakit darah tinggi dan stroke. Bahkan, sebelum kejadian korban pernah menyampaikan keputusasaannya dengan penyakit yang diderita.
 
"Dari pada sakit begini, lebih baik saya mati saja," kata Kanit menirukan perkataan saksi. "Diduga korban depresi karena penyakitnya," sambung Kanit.
 
Pihak keluarga tidak bersedia dilakukan otopsi terhadap jasad korban. Mereka sudah membuat surat pernyataan di hadapan petugas.
 
"Surat pernyataan itu ditandatangani langsung anak kandungnya San Mei Puspa. Ini disaksikan ketua RT dan tokoh masyarakat setempat. Saat ini jenazah korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan," ungkapnya. (tribrata)