Aksi Sintong pimpin peleton RPKAD tumpas PKI di Jateng

Aksi Sintong pimpin peleton RPKAD tumpas PKI di Jateng
Sintong Pandjaitan
NASIONAL (RA) - Letjen (Purn) Sintong Panjaitan hadir dalam simposium membedah tragedi 1965 di Jakarta. Dia menyampaikan pandangannya soal korban tahun 65. Menurut mantan Danjen Kopassus itu, jumlahnya tak sampai 500.000 seperti banyak disebutkan.
 
Sintong dulu terlibat aktif menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah. Tahun 1965, dia baru berpangkat letnan dan memimpin peleton 1 di Kompi Benhur, Batalyon 1 Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan ini yang sekarang bernama Kopassus TNI AD.
 
Peleton 1 pimpinan Sintong mengawal Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo masuk ke Jawa Tengah. Di Semarang kedatangan RPKAD disambut gembira massa anti-PKI.
 
Golongan nasionalis, pemuda dan agama segera bergerak membakar kantor PKI, kantor Gerwani dan ormas pendukung PKI lainnya.
 
Menurut Sintong, tindakan itu merupakan reaksi pembalasan atas kekerasan yang dilakukan PKI lebih dulu di Jawa Tengah.
 
"Di Solo PKI membunuh 19 pemuda Islam dan 3 pemuda Katolik. Mayatnya dilempar ke Sungai Bengawan Solo," demikian ditulis Hendro Subroto dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando terbitan Kompas tahun 2009.
 
Tugas selanjutnya yang diterima adalah membersihkan Demak, Kudus, Rembang, hingga Cepu dari PKI. Padahal Sintong hanya memiliki 36 anggota pasukan.
 
Untuk menutupi kekurangan personel, dia melatih pemuda dari golongan nasionalis dan agama untuk menghadapi PKI. Rakyat yang dididik RPKAD inilah yang kemudian gencar melakukan pembersihan pada orang-orang yang dituding PKI di Jawa Tengah.
 
Sintong juga bertugas membersihkan unsur TNI AD di Jawa Tengah dari PKI. Temuan RPKAD cukup mengejutkan, ternyata Biro Chusus PKI telah menyusup ke hampir semua Kodim di Jateng. Sejumlah besar perwira TNI AD berhasil dipengaruhi komunis.
 
"Pada waktu itu setengah dari Komandan Kodim di jajaran Diponegoro sudah berada di bawah kendali PKI," kata Sintong.
 
Diakuinya tugas ini cukup berat. Sintong menyiagakan pasukannya di luar kantor Kodim saat akan melakukan penangkapan. Para anggota TNI yang terlibat dibawa naik truk dan diperiksa intelijen dan POM TNI.
 
Sepak terjang Sintong di Jawa Tengah baru berakhir saat dia ditugaskan ke Papua untuk menumpas gerakan bersenjata tahun 1967.(merdeka.com)
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index