Benar atau Salah Jika Berbuka Puasa dengan yang Manis?

Benar atau Salah Jika Berbuka Puasa dengan yang Manis?
Makanan dan minuman manis, (Foto: Kamran Aydinov/Freepik)

Riauaktual.com - Berbukalah dengan yang manis, tak dipungkiri jadi tagline yang sudah sangat familiar terdengar ketika bulan puasa selama ini. Tak heran, banyak orang yang mengartikan bahwasanya seolah wajib berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang serba manis.

Namun, apakah kalimat tersebut memang benar adanya? Apakah saat berbuka puasa kita memang dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis? Menurut Dokter sekaligus Founder Komunitas Sobat Diabet, dr.Rudy Kurniawan, saat berbuka puasa, kita memang dianjurkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Hal ini lantaran saat puasa beberapa jam, gula darah di dalam tubuh menjadi lebih rendah. Oleh karenanya, mengonsumsi makanan manis memang diperlukan saat buka puasa untuk membuat gula darah kembali normal.

“Berbuka puasa dengan yang manis memang dianjurkan, karena setelah sekian jam, tubuh kita gulanya cenderung rendah,” ujar dr. Rudy, dalam gelaran Beat Diabetes Tropicana Slim, di kawasan Menteng, Jakarta, baru-baru ini.

“Jadi diharapkan ketika berbuka, gula itu mulai naik ke dalam kondisi normal,”, sambungnya yang dilansir dari Okezone.com.

Namun, menurut dr.Rudy, sayangnya masih banyak masyarakat yang salah kaprah terkait anjuran berbuka puasa dengan yang manis. Alih-alih dalam jumlah wajar, banyak orang yang justru mengonsumsi makanan dan minuman manis dalam jumlah atau porsi yang berlebihan.

“Tapi sayangnya, banyak masyarakat yang kadang salah kaprah. Berbukanya dengan yang berlebihan manisnya, sehingga gulanya berlebiha. Nah itu tidak dianjurkan sebetulnya,” tegasnya.

Ia lantas mencontohkan, cara untuk kembali mendapatkan asupan gula saat berbuka puasa yang pas misalnya dari konsumsi beberapa butir kurma yang terkenal memiliki kandungan gula yang aman untuk tubuh.

“Salah satu yang gampang biasanya makan kurma ya. 3 sampai 5 butir kurma. Buah kurma itu sebetulnya masuk dalam range giklemik indeks yang moderate to low,” tuturnya lagi.

“Artinya apa? Glikemik ini adalah kemampuan suatu makanan ketika dikonsumsi itu akan menaikkan gula,” pungkas dr, Rudy singkat.


 

#Kesehatan

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index