Kampar Siapkan Pendanaan dan Lahan Seluas 40 Hektar untuk IPDN

Kampar Siapkan Pendanaan dan Lahan Seluas 40 Hektar untuk IPDN
ilustrasi

KAMPAR (RA)- Pemerintah Kabupaten Kampar Provinsi Riau menyatakan siap untuk memberikan dukungan pendanaan berkaitan dengan pemindahaan Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dari Kabupaten Rokan Hilir ke wilayah yang berdampingan dengan Ibu Kota Riau, Pekanbaru itu.

"Pemda Kampar pada intinya sangat serius dan senantiasa siap dalam segi apapun termasuk pendanaanya. Bahkan kami telah menyiapkan lahan yang strategis," kata Bupati Kampar Jefry Noer kepada pers di Pekanbaru lewat sambungan telepon.

Pernyataan Jefry adalah tanggapan serius atas banyaknya dukungan dari berbagai pihak baik legislator maupun pemerintah pusat yang menginginkan agar Kampus IPDN dipindahkan ke wilayah strategis, Kampar.

Sebelumnya pihak IPDN Jatinangor dan IPDN Jakarta juga telah meninjau lokasi pemindahan kampus sementara di Kabupaten Kampar yang berbatasan dengan Kota Pekanbaru.

Pembantu Rektor I IPDN, Prof Wirman Safri selaku ketua rombongan datang ke lokasi permanen yang disiapkan Pemda Kampar di Kecamatan Tambang dan penampungan sementara Kampus IPDN Riau di Bangkinang, bekas Kantor Bupati Kampar.

Selain Prof. Wirman Safri, turut hadir Guru Besar IPDN, Prof. Nyoman, Guru Besar IPDN Prof. Ilham, Kepala Biro I Perencanaan dan Keuangan IPDN, Arief, Direktur IPDN Riau, Rizka Utama dan rombongan lainnya.

Wirman mengatakan, awal penugasan rencana pemindahan Kampus IPDN Riau dari Rokan Hilir ke Kampar ini bermula dari petunjuk Menteri Dalam Negeri dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pendidikan kurang lebih selama 4 tahun.

Setelah dilakukan evaluasi selama 4 tahun, kata dia terdapat beberapa kendala di kampus saat ini, terutama terkait dengan informasi dan tekhnologi. Bahkan di wilayah kampus saat ini di Rokan Hilir, komunikasi selular tidak berfungsi dengan baik, begitu juga dengan listrik tidak berfungsi dengan baik. Bahkan sangat keterbatasan air, akses untuk memperoleh pelajaran dari internet juga sulit.

Terkait segudang persoalan di kampus lama itu, Bupati Jefry Noer menjelaskan bahwa untuk lokasi sementara di bekas Kantor Bupati Kampar yang lama di Bangkinang, semuanya telah lengkap.

Mengenai informasi dan teknologi, demikian Jefry, di Bangkinang tidak diragukan lagi, begitu juga di wilayah lahan yang akan dibangun permanen di Kecamatan Tambang, aksesnya juga telah terbuka. Lahan yang disediakan juga telah dibebaskan dari masyarakat dengan luas 140 hektare.

Untuk komunikasi selular, Jefry memastikan saat ini terdapat berbagai operator selular yang telah menjajaki wilayah Kampar secara merata. "Jadi jangan khawatir komunikasi telepon akan terhambat di kampus baru nanti. Tidak ada di Kampar khususnya untuk wilayah Bangkinang dan Kecamatan Tambang orang menelpon sampai harus naik ke atap rumah. Di dalam rumah sudah bisa komunikasi dengan baik," katanya.

Kemudian mengenai kelistrikan, lanjut dia, di Bangkinang dan Kecamatan Tambang semuanya telah terdapat jaringan listrik PLN sehingga tidak perlu diragukan lagi. Terlebih, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 2x110 Mega Watt (MW) berada di wilayah Kampar sehingga ada prioritas yang diberikan PLN.

"Biar lebih tidak mengkhawatirkan lagi, nantinya akan dibangun komitmen dengan pihak PLN agar jangan sampai terjadi krisis listrik di Kampar sehingga kegiatan di Kampus IPDN berjalan lancar, tanpa kendala kelistrikan," katanya.

Mengenai ketersediaan air, menurut Jefry semua pihak juga tidak perlu mengkhawatirkannya karena di Kampar lahannya sangat baik sehingga airnya juga akan baik, bersih bahkan layak konsumsi.

Terakhir mengenai jaringan internet, demikian Jefry, di wilayah Kecamatan Tambang dan Bangkinang telah banyak operator internet yang telah membuka jaringannya. "Jadi jangan khawatir soal internet," katanya.

Dan yang tidak kalah penting, kata Jefry, untuk wilayah Kampus IPDN sementara di Bangkinang, jarak dengan ibu kota provinsi hanya sekitar 1 jam. Terlebih untuk wilayah rencana pembangunan kampus permanen nantinya di Kecamatan Tambang, jarak ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II hanya sekitar 15 kilometer.

"Tentunya ini akan jauh lebih baik karena aksesnya menjadi sangat dekat dan bagi keluarga siswa yang ingin berkunjung akan lebih nyaman karena tidak perlu jauh-jauh sampai menempuh perjalanan darat 6 jam ke Rokan Hilir. Hanya 15 hingga 20 menit sampai (dari bandara ke kampus baru)," katanya. (Dr)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index