Keluarga Pangeran Diponegoro Tolak Makam Sang Pemimpin Perang Jawa Dipindah

Keluarga Pangeran Diponegoro Tolak Makam Sang Pemimpin Perang Jawa Dipindah
Makam Pangeran Diponegoro di Makassar Sulsel (Net)

Riauaktual.com - Keluarga Pangeran Diponegoro yang telah lama berdomisili di Makassar Sulsel menolak pemindahan makam pemimpin perang Jawa itu dari Makassar ke Yogyakarta.

Pangeran Diponegoro merupakan keturunan Kesultanan Hadiningrat Yogyakarta atau kerajaan Mataram yang memimpin perang Jawa pada tahun 1825-1830.

Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Diketahui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta izin kepada warga Sulawesi Selatan untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro yang berada di Kota Makassar.

Menanggapi keinginan Prabowo ini, keturunan kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro, mengungkap wasiat Pangeran Diponegoro sebelum wafat.

Raden Hamzah menyebut Pangeran Diponegoro meminta agar tidak dipulangkan ke tanah Jawa.

"Beliau ini, output beliau ini perjuangan Ibu Pertiwi Nusantara. Jadi, sebelum beliau mengembuskan napas , dia sudah mengamanahkan dirinya, mewakafkan dirinya bersama istri dan anak-anaknya. 'Sepeninggal saya nanti tidak usah pulangkan saya ke tanah Jawa'," kata Raden Hamzah di pemakaman Pangeran Diponegoro, Jumat (14/7/2023) kemarin yang dilansir dari Pojoksatu.id.

Raden Hamzah menuturkan Pangeran Diponegoro kemudian menunjuk satu titik untuk menjadi area pemakamannya. Pemakaman itulah kini berada di Jalan Diponegoro, Makassar.

"Singkat cerita, beliau tunjuk ini. Titiknya itu area pemakamannya beliau," sebutnya.

Menurutnya, pemakaman Pangeran Diponegoro di Makassar tidak begitu saja dilakukan oleh pihak Kolonial Belanda. Pimpinan Belanda lebih dahulu berkoordinasi dengan pimpinan kerajaan Mataram saat itu.

Menurut Raden Hamzah, pihak kerajaan Mataram sempat meminta agar Pangeran Diponegoro dimakamkan di Yogyakarta atau di pemakaman Raja-Raja Mataram.

"Jadi pimpinan Belanda koordinasi. Terus internal kerajaan bilang kembalikan Pangeran Diponegoro karena sengketamu sudah selesai, beliau sudah mengembuskan napas. Kembalikan, untuk dimakamkan di pemakaman raja-raja Mataram,” ujarnya.

“Tetapi jauh-jauh sebelum beliau mengembuskan napas, beliau sudah mewakafkan dirinya," katanya lagi.

Menurutnya, pimpinan Belanda tidak langsung spontan memberikan tempat bagi pemakaman Diponegoro. Belanda lebih dulu koordinasi sama internal kerajaan Mataram.

"Jadi beliau juga dimakamkan di sini, pimpinan Belanda tidak langsung spontan kasih dia ini tempat. Dia koordinasi dulu sama internal kerajaan. Dia bilang sama internal kerajaan, 'Pangeran Diponegoro, Kerajaan Mataram, sudah mengembuskan napas',” katanya.

“Yang di benteng Fort Rotterdam di situ beliau mengembuskan napas," ujarnya lagi.

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index