Masyarakat Menikmati Sejumlah Program Unggulan Berkat CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning

Masyarakat Menikmati Sejumlah Program Unggulan Berkat CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning

Riauaktual.com - Kontribusi PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) telah dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Bengkalis khususnya masyarakat yang mendiami lahan gambut, di Kecamatan Bukit Batu. Hal ini diketahui saat awak media diajak pihak PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning meninjau beberapa lokasi program kemitraan perusahaan pelat merah itu dengan masyarakat.

Acara yang berlabel media visit PT. Kilang Pertamina Internasional itu diikuti wartawan liputan Bengkalis dan Jakarta, termasuk Riauaktual.com. Pihak PT. Kilang Pertamina Internasional selaku tuan rumah mengajak awak media meninjau tiga lokasi program CSR perusahaan tersebut, yakni Filtrasi Air Gambut (Filagam) di Desa Lubuk Muda. Program revitalisasi dan konservasi kawan mangrove ini telah berhasil menyelamatkan pantai Desa Pangkalan Jambi dari ancaman abrasi lebih luas. Dan pertanian lahan gambut ramah lingkungan (Pertanian Holtikultura) di Desa Batang Dulu.

Dalam media visit ini, para awak media didampingi oleh Manager produksi PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning, Antoni R Dolokasaribu, Senior officer II Comunication and Corporate Iven PT. Pertamina Pusat, Edward Manaor Siahaan, Junior Officer Comunication PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning, Rahmad Hidayat serta beberapa staf.

Kunjungan pertama ke Desa Lubuk Muda, dimana terdapat pengolaan air gambut menjadi air bersih dan air minum oleh kelompok Tirta Muda. Pengolahan air gambut yang berwarna coklat tua menjadi air bersih dibangun PT. KPI tahun lalu. Saat ini kapasitas produksinya mencapai 5.840 ton pertahun. Dengan teknologi reverse osmosis (RO) yang juga bantuan PT. KPI air bersih yang dihasilkan tersebut menjadi air minum isi ulang yang sudah dikomersilkan. Semua kegiatan ini dikelola oleh kelompok Tirta Muda yang diketahui Andi.

Selain itu, program CSR PT. KPI juga membangun lapangan bola voli yang posisinya disamping pengolahan air gambut Tirta Muda. Semua fasilitas tersebut saat ini sudah dinikmati warga desa.

"Kami diberi pelatihan tentang pengolahan air gambut menjadi air bersih yang dibangun oleh Pertamina (PT. Kilang Pertamina Internasional) Unit II Sungai Pakning). Sekarang kami sudah bisa mengelola sendiri," kata Andi penuh sukacita.

Irawan Kepala Desa Lubuk Muda tak lupa mengucapkan terimakasih kepada PT. KPI yang telah membangun pengolahan air gambut menjadi air bersih yang bening dan fasilitas lainnya. 

Menurutnya, selama ini seluruh warga desanya menggunakan air gambut berwarna coklat untuk mandi dan cuci. Sedangkan untuk air minum menggunakan air hujan.

"Dulu, setiap hari kami pakai air gambut, dengan adanya Tirta Muda ni (pengolahan air gambut menjadi air bersih) kami sekarang pakai air bersih untuk keperluan sehari-hari," ujarnya.

Dari Lubuk Muda, rombongan bergerak ke lokasi revitalisasi dan konservasi kawasan mangrove di Desa Pangkalan Jambi. 

Kawasan mangrove Pesisir Gambut dibagi dua, yakni seluas 18,9 hektar merupakan area mangrove yang dilindungi dan 4 hektar sebagai kawasan mangrove education center conservation. 

Program revitalisasi dan konservasi kawan mangrove ini telah berhasil menyelamatkan pantai Desa Pangkalan Jambi dari ancaman abrasi lebih luas. 

Alpan warga Desa Pangkalan Jambi, yang sekaligus Ketua Kelompok Harapan Bersama yang diberi tanggung jawab dalam penanaman mangrove, menceritakan, dulu kawasan hutan mangrove tersebut adalah perkampungan nelayan, dia pun tinggal disana. Karena abrasi akibat diterjang ombak Selat Bengkalis semakin luas, dia dan warga kampung yang sehari-hari menjaring ikan di Selat Bengkalis terpaksa meninggalkan kampung dan pindah lebih jauh ke darat. 

Dengan pandangan menerawang, Alpan mencoba mengingat kembali kondisi kampungnya. Setiap pulang melaut, ungkapnya, ia bersama rekan sesama nelayan sering merenung di bibir pantai mencari solusi agar abrasi pantai di desanya yang merupakan tanah gambut dapat dicegah.

Setelah berembuk dengan warga lainnya, diputuskan salah satu cara menyelamatkan pantai dari abrasi adalah menanami pantai dengan mangrove. Aktivitas penanaman mangrove ini mendapat support dari PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning. 

Pihak Pertamina kemudian menggunakan teknologi modifikasi alat pemecah ombak berbahan kayu yang berhasil menaikkan permukaan sedimen untuk menanam mangrove. Hasil rekayasa teknologi ini telah berhasil menaikkan sedimen setinggi 60-70 sentimeter sepanjang 300 meter dengan lebar sekitar 50 meter.

Saat ini, kawasan revitalisasi dan konservasi kawasan mangrove di Desa Pangkalan Jambi sudah berubah menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Bengkalis.

Di objek wisata ini para pengunjung juga bisa membeli oleh yang diproduksi oleh UMKM pengelola mangrove binaan Pertamina, seperti makanan ringan dan ikan kering yang pengeringannya menggunakan teknologi hybrid solar dryer sistem atau rumah pengering ikan tenaga surya. 

Dari hutan mangrove, kami kemudian diajak melihat Pertanian Holtikultura Lahan Gambut yang dikelola Kelompok Tani Maju Jaya Bersama di Desa Batang Dulu, Kecamatan Bukit Batu.

Menurut Manager PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning, Antoni Dolokasaribu, lahan gambut yang dimanfaatkan masyarakat untuk bercocok tanam kebutuhan sehari-hari berupa cabe, Laos, dan lain sebagainya masih milik Pertamina.

Syaiful selaku Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Bersama menjelaskan, saat ini pihaknya menanam 9.000 batang cabe rawit dengan produksi 60 kg/Minggu.

Menurut Syaiful, sebelum dibina PT. KPI kelompok taninya melakukan penanaman cara biasa, seperti umum petani tradisional dengan media tanam pemerunan. Namun, semenjak dibina oleh Pertamina sistem media tanam dirubah menggunakan limbah ampas kelapa dan limbah ampas tahu.

Selain itu, sistem penyiraman menggunakan air dari dalam tanah gambut sistem dryer. Penggunaan sistem ini menghasilkan buah bagus dengan hasil panen yang meningkat dari sebelumnya.

Dipaparkan Syaiful, rencananya konsep pertanian setelah dibantu program CSR Pertamina adalah Agrowisata hortikultura. Namun, sebelum sampai ke ara itu, pihak Pertamina selaku pembina memperkuat dahulu ekonomi dan aset kelompok tani Maju Jaya Bersama yang berjumlah 15 orang.

Saat ini, selain cabe rawit jenis Rajo, kelompok ini juga menanam Laos, serai, nangka, porang, dan karet. 

Sementara itu, untuk pemasaran pihaknya tidak ada kendala. Hasil pertanian Maju Jaya Bersama sudah merambah Kota Dumai, Siak dan beberapa daerah lainnya diluar Kabupaten Bengkalis.

Terkait kendala, Syaiful mengaku jika musim hujan berkepanjangan. Soalnya, ungkapnya lelaki 31 tahun itu, saat musim hujan pihaknya kesulitan mengendalikan hama tanaman khusus hama tanaman cabe.

"Tanaman butuh sinar matahari, kalau musim hujan kita sulit mengendalikan hama tanaman," ujarnya.

Pada kesempatan itu, pihak PT. KPI juga melihat teknologi sederhana dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang diperagakan masyarakat peduli api (sekarang masyarakat peduli bencana) dalam mendapatkan sumber air disaat kebakaran. 

Manager PT. Kilang Pertamina Internasional Unit II Sungai Pakning, Antoni R Dolokasaribu mengatakan, dalam program CSR pihaknya terlebih dahulu melaku mapping terkait apa yang sangat dibutuhkan masyarakat yang mendiami lahan gambut. 

Dari mapping tersebut, ungkap Antoni, pihak PT. KPI menfokuskan prioritas apa sangat dibutuhkan masyarakat yang mendiami lahan gambut. Ternyata mereka sangat butuh air bersih, mencegah abrasi dan peningkatan taraf hidup dengan sistem pertanian hortikultura.

"Mereka yang tinggal dilahan gambut sangat butuh air bersih, kita bangun pengolahan air gambut menjadi air bersih. Terkait abrasi akibatnya rumah-rumah mereka mundur ke darat kita lakukan penanaman mangrove, dan pertanian dilahan gambut yang ramah lingkungan. Dari semua program tersebut tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Antoni Dolokasaribu.

"Perekonomian yang meningkat akan berdampak kepada anak-anak mereka," pungkasnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index