Mahfuz Sidik: Indonesia Miliki Kemampuan Mitigasi dan Kelola Situasi Kawasan

Mahfuz Sidik: Indonesia Miliki Kemampuan Mitigasi dan Kelola Situasi Kawasan

Riauaktual.com - Konflik  Taiwan dan China yang mulai memanas akibat provokasi Amerika Serikat (AS) ini, dapat mempertegas posisi Indonesia untuk menjaga perdamaian.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik menilai
Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola posisi dan situasi kawasan, termasuk memitigasi ancaman dan resiko meledaknya perang antara Taiwan-China yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Indonesia sebagai negara yang berusia cukup panjang, punya kemampuan memitigasi tapi juga punya kemampuan untuk mengelola posisi dan situasi kawasan menjadi damai," kata Mahfuz dalam Gelora Talk bertajuk 'Ancaman Perang di Taiwan, Mungkinkan Dihindari?, Rabu (31/8/2022).

Ketua Komisi I DPR Periode 2005-2010 ini menilai potensi terjadinya perang antara Taiwan-China kecil kemungkinan terjadi. Namun, dia mengingatkan situasi ketidakpastian global saat ini, bisa memicu terjadinya perang antara Taiwan-China, seperti perang Rusia-Ukraina.

"Konflik di Taiwan ini, mempunyai kemiripan yang terjadi di Ukraina diawali dengan ketidakpastian, tiba-tiba meledak. Ini penting bagi kita untuk belajar, karena dampaknya tidak sederhana dan berlangsung sampai sekarang," ujarnya.

Mahfuz berharap Taiwan tidak berperang dengan China, meskipun terus diprovokasi AS. Selain itu, kebijakan unifikasi China saat ini dalam menyatukan wilayahnya seperti Taiwan lebih mengedepankan jalan damai, ketimbang perang.

"Persiapan China menginvasi Taiwan sebagai respon terhadap provokasi Amerika itu, agar kita tidak gagap jika benar terjadi perang di dekat wilayah kita, makanya kita perlu membangun arsitektur pertahanan yang kuat di kawasan," katanya.

Hal senada disampaikan Pakar Hubungan International Univeritas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah. Ia menilai Indonesia saat ini memerlukan blue print (cetak biru) mengenai kepentingan nasionalnya. "Cetak biru tersebut, harus didefinisikan dalam berbagai kepentingan nasionalnya seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan intelejen, " ujarnya.

Sementara itu Pengamat Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie berharap antara Taiwan-China tidak terjadi perang terbuka seperti Rusia dan Ukraina. Pemerintah Indonesia tidak menanggapinya dengan cara normatif, tetapi melalui langkah-langkah strategis.

"Kasus Taiwan ini sangat danger (berbahaya), karena melibatkan perputaran ekonomi kawasan dan dunia yang cukup besar. Belum lagi wilayahnya sangat strategis dalam mempengaruhi perekonomian global," kata Connie.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index