Menolak Diajak Dongkel AHY, Kali ini, Gatot = Gagah Total

Menolak Diajak Dongkel AHY, Kali ini, Gatot = Gagah Total
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo ketika mencium tangan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. (istimewa)

Riauaktual.com - Ajakan mendongkel Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat ternyata pernah ditawarkan juga ke Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Namun, mantan Panglima TNI itu dengan tegas menolaknya. Dia tak ingin mengkhianati Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sudah membesarkannya. Gatot pun banjir pujian. Kali ini, Gatot benar-benar gagah total.

Adanya ajakan untuk mendongkel AHY itu disampaikan Gatot melalui sebuah video yang diunggahnya di akun Instagram nurmantyo_gatot, kemarin. Dalam video berdurasi 14 menit itu, Gatot diwawancarai Bang Arif dari Forum News Network. Wawancara dilakukan Jumat (5/3), sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, yang menunjuk Moeldoko sebagai ketua umum.

Dalam video itu, Gatot bicara pengalamannya selama menjadi Panglima TNI. Namun, isu ini tidak banyak disorot, tidak trending topic, karena mungkin cerita itu sudah banyak diketahui publik. Yang menarik dan bikin rame justru terkait cerita pendongkelan AHY.

Gatot bertutur, ada orang yang mendatanginya. Gatot tak menyebut identitas orang ini. Siapa. Jabatannya apa. Dari mana. Dan, kapan. Orang ini, kata Gatot, menggadang-gadang dirinya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Digadang-gadang begitu, Gatot juga tertarik. 

"Ya, siapa sih yang nggak mau," kata Gatot, seraya menambahkan, Demokrat ini partai besar, sekarang suaranya di Senayan 8 persen, pernah jadi pemenang pemilu, pernah mengantarkan SBY menjadi presiden dua periode.

Karena tertarik, Gatot lalu bertanya, bagaimana caranya bisa jadi ketum Demokrat, sementara sekarang ada AHY sebagai ketua umum yang sah. Orang yang mendatangi Gatot itu membeberkan sejumlah skenario menjatuhkan AHY, lalu menjadikan Gatot sebagai ketua umum.

Ada beberapa tahap yang disiapkan dan disampaikan orang itu, ke Gatot. Pertama, “Kita bikin KLB." Kedua, "Kita bikin mosi tidak percaya. Ketiga, "AHY pasti turun. Keempat, "Setelah AHY turun, baru pemilihan."

"Bapak pasti deh (kepilih)," urai orang itu, ke Gatot.

Mendengar semua skenario ini, Gatot yang tadinya tertarik menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, langsung balik badan. Gatot tak minat lagi. Gatot menolak dengan keras ajakan orang itu.

Apa yang membuat Gatot menolak? Rupanya, Gatot langsung teringat jasa SBY dalam karier militernya. 

Gatot mengaku, tak ada yang istimewa ketika mendapat pangkat bintang satu dan bintang dua. Tapi, yang luar biasa itu ketika dirinya diangkat menjadi Pangkostrad dan mendapat bintang tiga. 

Saat jadi Pangkostrad itu, Gatot dipanggil SBY ke Istana. "Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat. Laksanakan tugasmu dengan profesional. Cintai prajurit dan keluarga segenap hati dan pikiran,” begitu kalimat SBY yang terus dikenang Gatot sampai sekarang, dan tak akan dilupakannya.

Mengingat semua kenangan dengan SBY itu, Gatot yang diangkat sebagai Panglima TNI di era Presiden Jokowi, merasa terpanggil jiwanya, tergugah etika dan moral prajuritnya, ketika ada orang yang terang-terangan mengajak mendongkel AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat.

"Apakah iya, saya yang dibesarkan oleh Pak Susilo Bambang Yudhoyono, terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?" urai Gatot. Tidak. Gatot menyatakan dengan tegas menolak ajakan orang yang mendatanginya untuk mendongkel AHY itu.

Cerita Gatot ini menuai banjir pujian. Baik dari Demokrat, juga di luar Demokrat. Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, seorang jenderal memang harus seperti itu. "Sesuatu yang sepertinya langka di Indonesia hari-hari ini," ucap Herzaky, kemarin.

Dia berharap, semakin banyak tokoh di berbagai tingkatan berani menyuarakan pandangannya mengenai polemik Demokrat. Tujuannya, agar masyarakat benar-benar tahu dan sadar bahwa masih ada harapan untuk menemukan keteladanan dalam sosok pejabat dan mantan pejabat negara.

Namun, salah satu penggagas KLB Demokrat Deli Serdang, Max Sopacua tidak percaya penuturan Gatot. Dia mempertanyakan, siapa orang Demokrat yang dimaksud Gatot. Jika Gatot tidak bisa membuktikan, dia menganggapnya sebagai hoaks. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mencatat, ada dua poin dari pernyataan Gatot. Pertama, mengkritik keras Moeldoko, yang sesama mantan Panglima TNI, yang berani berkonflik terang-terangan dengan SBY, yang dulu mengangkatnya. Kedua, Gatot ingin menyampaikan pesan kepada Moeldoko bahwa sebesar apa pun syahwat politik, harus tetap berada dalam koridor etik. "Di luar itu, ini penanda konsistensinya Gatot hingga hari ini untuk mandiri dalam bersikap," puji Dedi.

Di dunia maya, banyak warganet yang memuji Gatot. Mereka bilang, kali ini, Gatot bersikap gagah berani. "Salut. Prajurit sejati, tidak akan berkhianat. Sehat dan sukses selalu Pak Gatot Nurmantyo," cuit @edi_muchlis. "Ini yang asli jenderal. Yang itu jenderal kardus. Ups. Wkwkwk," timpal @aa_rahman21.

 

 

 

Sumber: RM.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index