Presiden Jokowi Soroti Maraknya Penyakit Akibat Gaya Hidup

Presiden Jokowi Soroti Maraknya Penyakit Akibat Gaya Hidup
Foto: okezone.com

Riauaktual.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit akibat gaya hidup (life style) yang mengikuti perbaikan taraf hidup dan kondisi ekonomi Indonesia.

"Dengan semakin besar pertumbuhan ekonomi dan makin banyaknya kelas menengah, yang terjadi adalah 'hygine' membaik, nutrisi membaik, kesehatan membaik, nutrisi akan membaik dan yang lebih berperan penyakit 'life style' seperti diabetes karena makan di mana-mana pengen yang enak semua, larinya ke sini," kata Presiden Joko Widodo di kawasan industri Delta Silicon, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).

Presiden menyampaikan hal itu ketika meresmikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi milik PT Kalbio Global Medika (KGM), anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) di Cikarang.

"Penyakit darah tinggi karena sudah kaya senangnya marah-marah. Sakit jantung, itu penyakit kelas menengah, lalu kanker," tambah Presiden.

Meski penyakit karena infeksi masih mungkin menjangkiti masyarakat namun penyakit yang penularannya bukan karena infeksi dinilai juga akan semakin membutuhkan pengobatan.

"Contoh masyarakat kita sekarang banyak penyakit karena infeksi dan infeksi memang akan menjadi sumber penyakit di manapun seperti contoh di Amerika Serikan pun masih terjadi infeksi, yang saya baca tahun ini musim flunya parah tapi kemudian ekspektasi masyarakat dengan naiknya penghasilan masyarakat dan juga dengan dipicu kebijakan pemerintah, masyarakat yang sebelumnya gampang pasrah dan 'nerimo', ke depan semakin menuntut, proaktif dalam mengobati penyakitnya, tidak mau diberi obat-obat biasa," jelas Presiden.

Apalagi Indonesia sejak 2017 sudah masuk ke dalam kelompok "Trillion Dollar Club" yaitu sebutan tidak resmi untuk negara-negara dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) di atas 1 triliun dolar AS. Hingga tujuh tahun terakhir, jumlah negara yang masuk klub tersebut baru 15 negara, ditambah Indonesia, maka angota kelompok tersebut menjadi 16 negara.

"Sebuah masyarakat yang menghasilkan nilai ekonomi dengan nilai 2 triliun dolar AS per tahun kebutuhannya, ekspektasinya, akan berbeda sama sekali dengan masyarakat sekarang ini. Kalau saat ini dibangun bioteknologi sudah bener, kalau orang sudah pada tingkatan kekayaan negara seperti tadi saya sebutkan permintaannya tentu sudah berbeda," tambah Presiden. (Wan)

 

Sumber: Okezone.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index