Orbit Bumi Kian Menjauh dari Matahari, Ada Apa?

Orbit Bumi Kian Menjauh dari Matahari, Ada Apa?
(Foto: Businessinsider)

Riauaktual.com - Seiring bertambahnya usia Matahari dan pelepasan massanya, tarikan gravitasi yang ada di sana melemah yang membuat orbit meluas dari waktu ke waktu. Kini, para ilmuwan telah menghitung pergeseran tersebut dan menerbitkannya di Nature Communications.

Matahari terus-menerus membuang material karena partikel bermuatannya terlepas dan terbawa arus angin Matahari. Daya tarik gravitasi merupakan fungsi dari massa, oleh karena itu Matahari ‘bekerja keras’ untuk menjaga planet-planet agar tidak menjauh.

Namun, Bumi tidak akan terlepas dari orbit dan menghilang ke dalam antariksa yang jauh di sana. Sebenarnya, penyimpangannya sangat kecil, menurut Antonio Genova, penulis utama penelitian, dan seorang peneliti MIT yang bekerja di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA.

Bumi berada sekira 93 juta mil dari Matahari dan orbit Bumi meluas 1,5 centimeter per tahunnya. Angka-angka tersebut adalah perkiraan kasar karena tingkat massa Matahari berubah sepanjang hidupnya, 10 miliar tahun.

Dengan berasumsi bahwa angka tersebut tepat, maka orbit Bumi akan bergeser kira-kira hingga total 150.000 kilometer sebelum Matahari berakhir atau sekira 0,1% dari jarak sebenarnya.

"Namun, efek ini meningkat dengan menjauhi Matahari. Saturnus, yang sepuluh kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan Bumi, bergerak lebih dari 14 centimeter per tahun," kata Genova.

Tim penelitian menggunakan data dari satelit/roket riset MESSENGER NASA, yang mengukur posisi Merkurius untuk menghitung tingkat kehilangan massa matahari.

"Merkurius adalah objek uji sempurna untuk eksperimen ini karena sangat sensitif terhadap efek gravitasi dan aktivitas Matahari," kata Genova.

Erwan Mazarico, rekan penulis penelitian dan ahli geofisika di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA, mengatakan bahwa mereka telah menangani sebuah pertanyaan lama yang sangat penting, baik dalam fisika dasar maupun ilmu pengetahuan Matahari, menggunakan pendekatan sains planet.

“Dengan menemukan masalah ini, dari perspektif berbeda, kami bisa lebih percaya dengan angka-angka dan belajar lebih banyak tentang interaksi Matahari dengan planet-planet,” tuturnya, seperti dikutip dari The Register.

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index