Masya Allah, Alquran dan Sains Jelaskan Matahari sebagai Sumber Warna

Masya Allah, Alquran dan Sains Jelaskan Matahari sebagai Sumber Warna
(Foto: Reuters)

Riauaktual.com - Allah telah menciptakan warna di alam ini yang menambah keindahannya. Mengenai matahari sebagai sumber warna sehingga menampilkan keindahan, Allah berfirman dalam salah satu ayat Alquran.

"Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," Surah Fatir Ayat 27-28.

Ayat tersebut mengungkap bahwa Allah yang menciptakan warna-warna di alam ini, baik tumbuhan, hewan dan manusia serta gunung.

Manusia merupakan makhluk yang diberi akal untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu tentang warna dan memanfaatkannya. Di Bumi, matahari adalah sumber warna dengan pancaran gelombang elektromagnetik yang menyinari Bumi saat siang. Sementara pada waktu malam, berkurangnya cahaya matahari menyebabkan kegelapan tanpa warna.

Dalam buku Tafsir Ilmi 'Manfaat Benda-Benda Langit dalam perspektif Alquran dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushal Alquran, Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik berperan besar dalam fenomena warna.

Fenomena ini mudah diterangkan apabila radiasi elektromagnetik dipandang sebagai pancaran partikel foton yang berenergi (teori cahaya sebagai partikel). Energi cahaya daerah tampak dengan panjang gelombang antara 400-750 nm mempunyai energi tertentu.

Besaran energinya ternyata sesuai dengan kisaran perpindahan energi elektron terluar dari suatu molekul. Baju berwarna kuning misalnya, berarti molekul zat warna dalam baju tersebut menyerap warna biru dan memantulkan cahaya kuning.

Sedangkan daun berwarna hijau menyerap cahaya ungu dan memantulkan cahaya hijau. Dalam dunia ilmu pengetahuan warna biru dan kuning serta hijau dan ungu disebut warna komplementer.

Warna komplementer yang dipantulkan ke mata manusia inilah yang dinyatakan sebagai warna benda. Allah telah menciptakan mata bagi manusia untuk dapat menikmati warna yang telah Ia ciptakan.

Mekanisme penginderaan atau deteksi oleh mata juga didasarkan pada energi gelombang elektromagnetik. Cahaya yang dipantulkan oleh benda mempunyai energi tertentu masuk ke dalam mata lewat pupil dan diterima oleh retina yang terletak di bagian belakang mata.

Kerumitan struktur mata mengingatkan akan firman Allah, yakni ayat berikut. "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?," Surah Fussilat Ayat 53.

Energi foton dari cahaya tersebut diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang diantarkan ke dalam otak. Dari sinyal-sinyal tersebut otak mengenal jenis warna.

Sesungguhnya proses tersebut amat kompleks, canggih, dan berlangsung amat cepat. Sehingga, hampir tidak disadari keberadaannya.

Ini semua menunjukkan kesesuaian ciptaan Allah berupa gelombang elektromagnetik dengan ciptaan-Nya yang berupa mata pada tubuh manusia yang berfungsi menangkap gelombang tersebut.

 

Sumber : okezone

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index