DPRD Minta BBPOM Cek Semua Warung Bakso di Pekanbaru

DPRD Minta BBPOM Cek Semua Warung Bakso di Pekanbaru
ilustrasi (int)

Riauaktual.com - Temuan BBPOM Pekanbaru terhadap warung Bakso Mekar Jl KH Ahmad Dahlan Sukajadi yang diduga menjual bakso mengandung daging babi, menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Atas temuan itu, masyarakat pecinta bakso menjadi geli untuk mengkonsumsi bakso daging di warung bakso, karena mayoritas masyarakat Kota Pekanbaru merupakan muslim dan haram hukumnya memakan daging babi.

"Jadi geli, gak lagi lagi lah makan bakso, kalau mau mending bikin sendiri," kata Lastri, warga Kota Pekanbaru yang mengaku pecinta makanan bakso, kepada wartawan, Selasa (29/8/2017)

Warga lainnya juga mengaku resah atas temuan ini, bahkan dia megaku menjadi pelanggan setia Bakso Mekar. Karena di Kota Pekanbaru ada beberapa warung Bakso Mekar, termasuk Mekar Sari pun jadi sasaran warga untuk mempertanyakan temuan BBPOM tersebut.

"Apakah termasuk seluruh Bakso Mekar yang ada di Kota Pekanbaru, karena Bakso Mekar bukan saja di Jalan Pelajar (KH Ahmad Dahlan), tapi ada beberapa warung lagi, ada juga Bakso Mekar Sari," tanya seorang warga Amri saat melayangkan pertanyaan ke inbox facebook, tadi malam.

Namun dalam hal ini, BBPOM menjelaskan dalam suratnya bahwa temuan bakso mengandung babi baru ditemukan di Bakso Mekar Jalan KH Ahmad Dahlan Sukajadi Pekanbaru, mengenai warung Bakso Mekar lainnya belum ada keterangan resmi dari BBPOM Pekanbaru.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kota Pekanbaru Mulyadi Anwar menegaskan agar BBPOM Pekanbaru segera melakukan uji bakso di seluruh warung yang ada di Kota Pekanbaru, terlebih bakso yang banyak dikunjungi warga untuk makan di sana.

"Kita sangat mengapresiasi BBPOM Pekanbaru yang telah bekerja keras melakukan uji sehingga mengungkap adanya bakso mengandung daging babi, kedepan tentu tidak cukup berhenti di Bakso Mekar, perlu dilakukan di warung bakso lainnya, karena otomatis atas temuan ini warung bakso lain juga menjadi resah," ujar Mulyadi, Selasa (29/8/2017).

Ditegaskan Politisi PKS ini, pemeriksaan dilakukan secara mendadak, sehingga bisa dipastikan seluruh warung bakso dan sejenisnya di Pekanbaru bebas dari daging babi maupun minyak babi, karena mayoritas masyarakat Kota Pekanbaru adalah muslim yang tidak bisa mengkonsumsi daging babi dan sejenisnya.

"Jangan hanya musiman, lakukan secara berkala, bentuk tim, sehingga pelaku usaha kuliner di Pekanbaru ini menyadari pentingnya mengikuti aturan main, jangan hanya mengejar keuntungan dengan mencelakai mayarakat Isam di Kota Pekanbaru," kata Mulyadi mengingatkan.

Kepada peaku usaha warung bakso yang terbukti menggunakan daging babi, meskipun berdalih apapun, tidak sengaja dan sebagainya, maka wajib ditutup dan dawasi agar tidak beroperasi kembali dengan nama lain.

"Ini kasus serius yang telah merugikan masyarakat muslim Kota Pekanbaru. Pengusaha warung bakso yang nakal, ingin dapat keuntungan banyak, mengoplos daging sapi dan daging babi, ini jelas sangat membahayakan," kata Mulyadi.

Maka pemilik warung bakso yang terbukti melakukan kecurangan dengan mencampur daging bakso menggunakan daging babi, diproses secara hukum.

"Karena sangat merugikan konsumen, terutama umat Islam. Kita minta BPPOM lebih berperan aktif dalam melindungi konsumen. Sasar semua jajanan di Pekanbaru, terutama bakso, mie ayam dan sejenisnya. Agar masyarakat nyaman gak was-was dalam membeli makanan. Saya yakin masih ada penjual bakso yang nakal, ingin dapat keuntungan banyak dengan mengoplos daging sapi dengan daging babi," pungkasnya.

Sebelumnya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru mengumumkan adanya warung bakso yang beralamat di Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru positif menjual bakso yang mengandung daging babi, yakni warung bakso Mekar.

Hasil pengujian BBPOM Pekanbaru dengan nomor kode sampel 147/TPS/i/PBB/V/2017 yang ditujukan untuk Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, mencatat, bakso tersebut terdeteksi Fragmen DNA Spesific Porcine (Babi). Baca: Reaksi Pelanggan Saat Mengetahui Bakso Mekar Mengandung Daging Babi

Dalam surat tersebut, BBPOM merekomendasikan Diskes Pekanbaru untuk memberikan sanksi penghentian sementara kegiatan selama 21 hari kerja terhadap usaha bakso tersebut.

Selain itu, Diskes Pekanbaru juga diminta memastikan kelaikan (kelayakan) usaha Bakso Mekar dalam memproduksi bakso dan bahan daging yang sesuai keamanan, mutu, gizi dan tidak bertentangan dengan agama keyakinan dan budaya masyarakat Kota Pekanbaru yang mayoritas muslim.

Menanggapi ini, Kepala Diskes Pekanbaru drg Helda S Munir membenarkan hal adanya rekomendasi surat tersebut. Pihaknya sudah menerima surat tersebut kemarin yang berkaitan dengan kondisi Bakso Mekar mengandung daging babi.

"Sesuai dengan SOP, kita sudah melakukan kunjungan ke lapangan dan melakukan pemeriksaan kelaikan kesehatan dan proses perizian. Dan benar ada unsur itu (daging babi,red) di bakso Mekar," terang Kadiskes drg Helda S Munir, Senin (28/8/2017).

Pihaknya saat ini sudah melakukan penghentian sementara kegiatan aktivitas usaha bakso Mekar di Jalan Ahmad Dahlan, termasuk melakukan proses perizinan.

"Setelah kita telusuri (izin,red) mereka tidak ada sama sekali. Dan saat ini izin kelaikan masih dalam proses pengurusan kepada kami. Kita koordinasi terus dengan BBPOM untuk langkah selanjutnya," pungkasnya.

Namun, pemilik warung Bakso Mekar Pekanbaru, Suaryanto, membantah jika usaha yang dilakoninya sejak 13 tahun tersebut menggunakan olahan daging babi, sebagaimana surat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru melakukan uji sample dari surat yang dikeluarkan tertanggal 23 Agustus 2017 lalu.

"Sejak warung saya ini berdiri tahun 2004, saya tidak pernah menjual bakso dengan daging babi," ujar Suharyanto dengan wajah sedih, ditemui wartawan, Senin (28/8/2017).

Dia juga tidak membantah bila pada Mei 2017 lalu pihaknya didatangi oleh BBPOM Pekanbaru. Saat itu, tanpa menyebutkan adanya laporan keluhan dari masyarakat, BBPOM Pekanbaru tiba-tiba mengambil sampel makanannya. Tiga bulan berjalan, BBPOM baru menyebutkan adanya indikasi daging babi dalam bakso yang dijualnya.

"Sejak membuka usaha warung sederhana hingga di rumah toko dan sempat membuka cabang di salah satu pusat perbelanjaan di Pekanbaru, belum ada komplain dari para pelanggan," katanya meyakinkan.

Dia berharap, permasalahannya dengan BBPOM Pekanbaru segera selesai agar bisa berjualan lagi seperti biasanya. Sebab, hanya dari berdagang itulah Suharyanto mencukupi kebutuhan rumah tangga dan keluarganya.

"Mudah-mudahan masalah ini segera selesai. Saya juga sudah jelaskan ke BBPOM, saya tidak pernah menggunakan daging lain selain daging sapi," tegasnya.

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM Pekanbaru, Adrizal, membantah hal itu. Disebutkannya, hasil pemeriksaan uji sample ada indikasi daging celeng (babi). "Ada temuan mengandung itu (babi), setelah kita melakukan pemeriksaan sampel rutin," ujar Adrizal.

Adrizal enggan mengungkapkan kapan pemeriksaan sampel tersebut dilakukan. Dia hanya menuturkan bahwa pihaknya telah memeriksa sample yang dibawanya dari pemilik warung bakso tersebut.

"Dari pemeriksaan dan pengambilan keterangan yang telah dilakukan, pemilik warung bakso membantah telah membuat bakso dari daging babi," ujarnya.

Adrizal menyebutkan, dari keterangan dengan pemilik bakso itu, pemilik mengaku tidak sengaja menjual bakso yang mengandung campuran daging babi. "Pelaku usaha (pedagang bakso) juga sudah diambil keterangannya. Dia bilang tidak tahu, tidak ada unsur kesengajaan," kata Adrizal.

Adrizal mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dengan melakukan ekspose bersama. Mereka membahas adanya indikasi bakso yang dijual tersebut mengandung daging babi. (Mad)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index