Daya Beli Masyarakat Selama Lebaran Turun, Kok Bisa?

Daya Beli Masyarakat Selama Lebaran Turun, Kok Bisa?

Riauaktual.com - Direktur INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Enny Sri Hartati, mengatakan konsumsi masyarakat turun saat Lebaran tahun ini. Hal itu terlihat dari jumlah transaksi penjualan di sektor ritel yang mengalami penuruna dibanding lebaran tahun lalu.

"Penjualan dari berbagai macam pedagang baik di pasar tradisional maupun di pasar modern, semuanya turun bila dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu. Turunnya sangat signifikan," kata Enny di kantornya, Jakarta, Senin kemarin.

"Pakaian itu sampai 30% dan penjualan di Tanah Abang itu rata-rata transaksi turun 25% sampai 30% dibandingkan dengan lebaran tahun lalu. Kemudian di minimarket, minimarket itu turunnya kecil cuma 2%, tapi tetap saja turun. Nah yang besar-besar seperti hypermarket itu turunnya sekitar 15%"sambungnya.

Sementara, kata Enny, penjualan ritel secara keseluruhan turun sebesar 10%.

"Nah mengapa ritel secara keseluruhan itu turunnya hanya 10%, tidak seperti supermarket, karena ritel secara keseluruhan ini kan juga yang sembako tidak turun. Itu makanan basic tidak turun," terangnya.

Enny menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan daya beli masyarakat turun. Antara lain terjadinya PHK, lamanya pencairan gaji ke-13, hingga pencabutan subsidi tarif dasar listrik (TDL).

"Industri dengan tumbuh 4,3% itu sudah pasti mengeluarkan tenaga kerja, atau PHK. Kedua, kemarin termasuk kalau lebaran itu dapat gaji ke-13, itu terlambat. Lalu dari data BPS kenaikan energi 3,56%, kontribusinya 0,8%. Nah 0,7%-nya itu dari TDL. Jadi listrik itu kontribusi terhadap kenaikan inflasi hampir 3%. Jadi yang namanya listrik itu punya multiplier effect, listrik yang 900 KV itu hampir semua usaha kecil mikro itu yang 900KV. Nah begitu dia bayar listrik naik (subsidi dicabut) dia akan menaikkan harga produknya," jelasnya.


Sumber : detikFinance

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index