Belasan sapi mati mendadak di Pekanbaru

Dewan tuding pengendalian dan pemantauan Dinas terkait tidak jalan

Dewan tuding pengendalian dan pemantauan Dinas terkait tidak jalan
ilustrasi

Riauaktual.com - Penyakit Jembrana yang saat ini menyerang sapi-sapi di Pekanbaru, Riau hingga mengakibatkan belasan sapi mati, dituding DPRD setempat karena sistem pengendalian dan pemantauan yang tidak jalan.

"Ini akibat lalainya dinas terkait dalam memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada para peternak pentingnya menjaga kesehatan hewan yang diternak. Tidak mungkin ini terjadi tanpa ada penyebab," ujar Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi kepada wartawan, Rabu (01/2).

Politisi Demokrat ini juga meminta Dinas Pertanian dan Peternakan Pekanbaru segera mengidentifikasi penyebab datangnya virus sapi tersebut di wilayah kota Pekanbaru, untuk penanganan lebih lanjut.

"Ini harus segera dicari penyebabnya, dan sesegera mungkin diantisipasi agar tidak meluas. Kita tidak tidak mau serangan penyakit tersebut membuat kecemasan ditengah masyarakat," tuturnya.

Bahkan, Azwendi menganjurkan pemerintah Pekanbaru membuat tim khusus guna  memutuskan mata rantai penyebaran penyakit yang mematikan sapi-sapi tersebut. Karena kematian sapi yang terjadi cukup banyak.

"Makanya saya katakan tadi, ini tidak main-main harus diidentifikasi. Apakah penyebabnya karena virus, bakteri, ataukah ada penyebab lain. Peternak dan masyarakat harus segera tahu penyebab kematian sapi-sapi ini," tuturnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 ekor sapi milik peternak di kota Pekanbaru mati mendadak, akibat terserang penyakit Jembrana.

Kadistanak Pekanbaru El Syabrina menyebut, saat ini pihaknya terus menggelar pembersihan dan sterilisasi kandang dan penyuluhan. Selain itu sambung El pihaknya sudah menurunkan tim untuk mengantisipasi penularan.

"Untuk antisipasi kami melakukan Puluhan pemantauan dan penyuluhan ke peternak bagaimana budidaya sapi yang baik dan menghindari dari berbagai macam penyakit," kata dia. (DWI)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index