Hilarry Brigitta: Tak Relevan Tentukan Batas Usia Pilih Pemimpin Nasional

Hilarry Brigitta: Tak Relevan Tentukan Batas Usia Pilih Pemimpin Nasional
Anggota MPR RI Hillary Brigitta

Riauaktual.com - Anggota MPR RI Hillary Brigitta menilai tak relevan menentukan batas usia maksimal untuk memilih calon pemimpin nasional. Menurutnya untuk memilih pemimpin yang berlaga, tidak harus mencari figur atau sosok generasi muda.

Brigitta berpendapat apabila dibatasi batas usia maksimum saja dalam memilih pemimpin nasional, maka generasi muda yang akan berlaga dalam Pilpres tidak bisa bersaing dan menunjukkan kapasitasnya untuk dianggap setara dan layak dengan Capres tua.  

"Dalam memimpin, saya berpandangan tidak harus mencari yang muda," kata Hillary Brigitta Lasut dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertema "Menanamkan Karakter Kepahlawanan pada Generasi Muda" di Media Center MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (1/11/2021) kemarin.

Menurutnya, kapasitas dan kemampuan generasi muda harus sesuai dengan jabatan yang akan diemban. Karenanya, dia berpandangan anak muda tidak perlu diberikan keistimewaan khusus dengan “karpet merah”. Kualitas anak muda dengan orang tua jelas berbeda.

"Generasi lebih tua menang pengalaman dan jaringan. Sebaliknya, generasi muda punya ide dan gagasan serta menawarkan masa depan sehingga, apa yang dimiliki oleh anak muda dan orang tua tidak bisa dibandingkan. Saya yakin, anak muda Indonesia tidak memerlukan karpet merah untuk bersaing dengan orang tua,” tegas anggota MPR/DPR termuda itu.

Wakil Ketua MPR Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, untuk melihat Indonesia maju, seharusnya generasi muda diberikan kesempatan untuk memimpin. Sebab, anak muda adalah orang yang kuat, enerjik, tahan banting dan siap menghadapi segala tantangan termasuk tantangan bangsa Indonesia ke depan.

"Kita harus memberi dukungan kepada generasi muda. Sebab, generasi muda yang membawa bangsa ini ke depan. Jadi, kalau ingin membangun, serahkan kepada anak muda,” ujarnya.

Dukungan senada dikatakan Jialyka Maharani. Anggota MPR RI dari Kelompok DPD, itu menyatakan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan menjadi momentum bagi anak-anak muda untuk mengingat bahwa anak-anak muda di masa lalu bisa mempersatukan bangsa. "Anak muda jaman sekarang jangan mau kalah dengan anak-anak muda di masa lalu, " katanya.

Menurut Jialyka, dengan segala keterbatasan, anak-anak muda dari Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera, dan lainnya bisa mengesampingkan egonya untuk bersatu. Anak-anak muda saat ini yang memiliki privilege dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya bisa melebihi anak-anak muda pada masa lalu.

"Jangan sampai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi justru menggerus nilai-nilai kebangsaan dan kepahlawanan. Ini harus menjadi catatan untuk anak-anak muda saat ini," katanya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index