Jet Pembantai Tentara Turki Diduga Pesawat yang Mau Diborong Prabowo

Jet Pembantai Tentara Turki Diduga Pesawat yang Mau Diborong Prabowo
Dassault Rafale (internet)

Riauaktual.com -  Identitas jet misterius yang menyerang markas militer Turki di Pangkalan Udara al-Watiya, Libya, perlahan mulai terkuak. Ada yang menyebutkan bahwa penyerangan memakai pesawat tempur canggih milik Prancis berjenis Dassault Rafale.

Hal ini diungkapkan 218news dalam pemberitaannya seperti dikutip dari Vivamiliter, Rabu 8 Juli 2020. Disebutkan identitas jet misterius itu diungkap seorang sumber militer terpercaya media tersebut.

Serangan dilakukan dari jarak sekitar 70 kilometer dari Pangkalan Udara al-Watiya. Hanya satu Pesawat Tempur Dassault Rafale yang dikerahkan untuk menghancurkan tempat yang sedang dihuni tentara Turki dan tentara dari Negara Kesepakatan Nasional atau GNA.

Ada 9 sembilan serangan yang dilancarkan dan menyebabkan 7 tentara Turki tewas. Dan satu sistem pertahanan udara milik Turki hancur.

Menurut sumber itu, serangan rudal-rudal yang menghantam al-Watiya tak terdeteksi sistem pertahanan udara karena dilakukan dari area yang tak terjangkau pantauan sistem pertahanan udara Turki. Disebutkan sistem pertahanan udara Turki hanya mampu mendeteksi aktivitas udara dalam batas maksimal 30 sampai 40 kilometer saja.

Nah yang menariknya, Dassault Rafale merupakan pesawat tempur yang diminati Menteri Pertahanan Udara, Letnan Jenderal (purn) Prabowo Subianto.

Mantan Panglima Kostrad dan Danjen Kopassus itu pernah menyebut ingin membeli pesawat tempur ini untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Malah beliau ingin memborong 48 unit sekaligus dalam pengadaan alutsista Tentara Nasional Indonesia.

Untuk diketahui sejauh ini baru Tentara Nasional Libya alias LNA yang mengklaim melakukan penyerangan itu. Namun, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu memiliki pandangan berbeda.

Mevlut Cavusoglu dengan tegas menuduh Prancis sebagai dalang dari serangan itu. Menurut Mevlut Cavusoglu, militer Prancis mulai menyerang pasukan Turki di Libya setelah pemimpin Tentara Nasional Libya (LNA), Jenderal Khalifa Haftar mulai terdesak akibat kehilangan beberapa kota strategis dalam perang melawan pasukan Pemerintah Nasional Kesepakatan (GNA).

Serangan berlangsung sangat cepat dengan 9 target peledakan. Serangan menyebabkan 7 tentara Turki tewas dengan 4 di antaranya adalah perwira perang. Serangan juga menyebabkan salah satu sistem pertahanan udara hancur.

 

 

 

Sumber: viva.co.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index