Tak Boleh Ngutang, Nyawa Pemilik Warung Melayang

Tak Boleh Ngutang, Nyawa Pemilik Warung Melayang
ilustrasi

Riauaktual.com - Sholeh (23) tega menghabisi Hj Aisyah Tiani (54) yang memiliki usaha warung kecil di Desa Pesanggrahan, Kwanyar, pada Kamis (8/3/2018) lantaran tidak memberikan permintaan utang untuk sarapan pagi, karena sebelumnya Sholeh memiliki utang Rp 5.000.

Kapolres Bangkalan, AKBP Anissullah M Ridha, mengatakan mendiang Aisyah sebelumnya mengenali Sholeh. Ketika itu, Sholeh sempat makan di warung Aisyah namun tidak bayar.

"Saat datang lagi, korban mengenali tersangka dan menagih utang tersebut. Tersangka sendiri ingin sarapan di warung itu namun meminta utang. Korban tak memberikan permintaan itu yang membuat tersangka kesal dan melakukan penusukan tersebut hingga korban tewas," kata Anis saat menggelar rilis kasus perkara, Jumat (9/3/2018).

Selain melakukan pemeriksaan terkait kasus pembunuhan tersebut, pihaknya juga tengah mendalami kemungkinan pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Kami masih menunggu hasil tes kejiwaan. Sejauh ini masih proses pemeriksaan normatif," ungkap Anis yang sebentar lagi menjabat sebagai Kapolres Blitar itu.

Ia memaparkan, alasan karena tak diberi utang makan itulah yang menjadi pemicu pelaku menghabisi nyawa korban.

"Pelaku melakukan pembunuhan itu seorang diri. Tidak ada orang lain dan motifnya hanya karena tak diberi utang makan," ungkapnya.

Seorang tetangga korban menambahkan, mendiang Aisyah merupakan perempuan renta yang tidak mempunyai anak.

Bagi Aisyah, uang sebesar Rp 5.000 tentu saja sangat berarti. Maklum, warungnya hanya menyediakan mi instan dan jajanan untuk anak-anak SDN Pesanggrahan 3.

Ia menuturkan kedatangan Sholeh ke warung Aisyah merupakan kunjungan kedua. Aisyah ingat betul, Sholeh meninggalkan hutang makan Rp 5.000 pada kunjungan pertama beberapa bulan yang lalu.

"Dia (Sholeh) memang bekerja di Jakarta, sesekali datang dan pergi. Ibu Aisyah tidak mengenalnya, tapi ingat jika (pelaku) pernah berkunjung ke warung," ungkap seorang tetangga korban.

Saat rilis, Sholeh mengaku kesal karena tidak diberi utang makan untuk sarapan pagi.

"Kesal saja karena tak diberi utang makan. Baru dua kali ini datang ke warung itu. Saat pertama saya berutang Rp 5.000," ujar Sholeh di hadapan Kapolres Bangkalan.

Saat itu juga, Sholeh yang hanya tamatan SD itu mengaku langsung mengambil pisau dapur dan melakukan aksi pembunuhannya kepada Aisyah.

"Saya seperti orang gila, tidak tahu juga kok sampai begitu," pungkas pemuda lajang yang menjadi buruh di sebuah depot nasi goreng di Jakarta.

Aksi nekat pemuda itu memancing amarah warga yang tengah berada di warung korban. Massa berdatangan dan ikut menghakimi pelaku.

Emosi massa semakin tak terkendali, menghajar pelaku hingga pingsan. Namun amuk warga sempat terhenti setelah sejumlah anggota Polsek dan Koramil Kwanyar tiba di lokasi.

Pelaku beserta korban lantas dievakuasi ke Puskesmas Kwanyar. Massa yang terlanjur emosi menuju puskesmas dan meminta pelaku dikeluarkan.

Bahkan massa sempat mengangkat mobil polisi karena mengetahui pelaku berada di dalamnya. Untuk menghindari amukan massa berlanjut, polisi akhirnya melarikan pelaku ke RSUD Syamrabu Bangkalan.

Anis menegaskan, pelaku dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. (Wan)

 

Sumber: Tribunnews.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index