Dampak PETI, Bupati Kuansing Ingatkan Bahaya Merkuri di Sungai Kuantan

Rabu, 08 Oktober 2025 | 19:44:34 WIB
Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby saat razia PETI di Sungai Kuantan belum lama ini.

KUANSING (RA) - Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby menegaskan bahwa aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di sepanjang aliran Sungai Kuantan harus segera dihentikan.

Suhardiman memperingatkan, dampak penggunaan merkuri dalam PETI bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan lebih dari satu juta jiwa.

"Dari hulu hingga hilir, Sungai Kuantan dimanfaatkan warga sebagai sumber air bersih. Jika merkuri terus mencemari air, ini bisa jadi bencana kesehatan massal," ujar Suhardiman, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, ancaman itu tak hanya dirasakan masyarakat Kuansing, tetapi juga warga di Sijunjung (Sumbar), Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir (wilayah yang dilalui aliran Sungai Kuantan).

Bahkan, PDAM Kuansing juga masih memanfaatkan air dari sungai tersebut sebagai bahan baku air bersih.

Namun, di balik ancaman itu, godaan "kilau emas" membuat penertiban PETI tak mudah dilakukan. Di beberapa lokasi seperti Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, para penambang bisa menghasilkan hingga 15 gram emas per hari.

"Meski hasilnya menggiurkan, kita tidak bisa menutup mata pada kerusakan lingkungan yang nyata. Abrasi terus menggerus kebun warga, sungai makin dangkal, dan banjir jadi langganan tiap musim hujan," tegas Suhardiman.

Sebagai solusi, Pemkab Kuansing tengah menyiapkan belasan ribu hektare Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) agar masyarakat bisa menambang secara legal, ramah lingkungan, dan bertanggung jawab.

"Pilihannya jelas, hentikan PETI dan mulai menambang dengan cara yang benar. Jika tidak, bencana besar hanya tinggal menunggu waktu," pungkas Suhardiman.

Tags

Terkini

Terpopuler