Bangun Citywalk Untuk Penataan Kota

Bangun Citywalk Untuk Penataan Kota
walikota pekanbaru DR Firdaus

PEKANBARU (RA) - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berbenah dan melakukan penataan kota. Pemko telah merancang sejumlah titik kota menjadi kawasan Citywalk. Langkah pertama yang sudah dilakukan dengan membuat pedestrian serta fasilitas bagi pejalan kaki, yang dimulai dari rumah dinas Walikota Pekanbaru sampai kawasan Jalan Hos Cokroaminoto.
    
Secara simultan, pembangunan Citywalk ini sampai ke Pasar Agus Salim. Pemko melalui Dinas Pasar, Ketua RT/RW, lurah dan camat bersama pedagang juga saling berkoordinasi. Khususnya untuk merapikan kawasan tersebut.
    
Tahap awal, Pemko Pekanbaru telah membangun trotoar pedestrian dari rumah dinas walikota, sampai di depan Gereja Santa Maria, Jalan Ahmad Yani. Pedestrian juga dibuat di sepanjang Jalan Hos Cokroaminoto ke Jalan Sudirman, lalu Jalan Agus Salim-Kopi-Imam Bonjol. Pedagang di sepanjang Jalan Teratai dan Seroja pun menerima baik rencana Pemko.     

"Mereka (pemilik toko) diperbolehkan berjualan, tapi barang dagangannya jangan dipajang sampai ke luar toko," kata Walikota saat berbincang-bincang di lokasi Citywalk.

Dengan pembangunan pedestrian itu, kawasan kota lama akan menjadi tempat yang lebih bersih, sehat dan aman, baik siang maupun malam hari. Alhasil, kawasan-kawasan itu akan menjadi pusat keramaian dan kunjungan masyarakat.
pku

Penataan ini merujuk kepada keberadaan kawasan Malioboro merupakan ikon Kota Yogyakarya. Tak pernah sepi dari pengunjung dan sangat terkenal di tanah air karena di jalan ini semua nyaris ada, mulai dari pakaian, makanan, cinderamata dan lain sebagainya.
    
Ketika malam tiba, di kawasan itu juga tercipta hubungan yang harmoni antara pemilik ruko yang memberikan kesempatan kepada pedagang lesehan atau pedagang kaki lima (PKL) untuk membentang tikar guna mengais rezeki.
    
Suasana inilah yang kemudian menginspirasi Walikota Pekanbaru H Firdaus ST MT, untuk mengubah wajah Pasar Agus Salim yang sejak dulu dikenal "angker" karena tak pernah bisa ditertibkan dari aktivitias pedagang meskipun diketahui lapak milik pedagang sudah memenuhi badan jalan.
    
Pasar Agus Salim sendiri sebenarnya bukanlah pasar. Sebutan itu muncul begitu saja karena sejak lama selalu padat oleh pedagang yang datang dari berbagai sudut kota. Agus Salim sesungguhnya adalah nama salah satu jalan di kawasan Pasar Pusat di Kecamatan Pekanbaru Kota.
    
Sejak puluhan tahun silam, jalan itu seperti gang buntu yang tak bisa dilewati kendaraan jenis apapun, karena tertutup padatnya lapak pedagang yang berjualan sejak pagi hingga petang hari.
    
Bukan tak pernah mencoba menertibkan. Namun entah bagaimana, pedagang yang kemudian pergi, selalu kembali dan kembali lagi. Mimpi Firdaus untuk mengubah wajah Agus Salim seperti Malioboro di Jogya-pun, disambut suka cita oleh pedagang dan tokoh masyarakat setempat, tanpa ada riak apalagi bentrok fisik antara Satpol PP dan pedagang.
    
Sosialisasi rencana perbaikan Jalan Agus Salim dan relokasi lapak pedagang di kawasan tersebut sudah dilakukan sejak setahun lalu. Karena Jalan Agus Salim tersebut akan dijadikan kawasan pasar wisata dan kuliner Pekanbaru.
    
Walikota berjanji, jika perbaikan jalan itu sudah selesai, para pedagang tetap yang sudah lama berjualan akan diprioritaskan mendapat tempat berjualan di Malioboro Pekanbaru tersebut. Lapak-lapak akan didesaint secara  permanen.
 

Ia berharap di kawasan itu nantinya akan tercipta pasar wisata kuliner seperti di Malioboro Yogyakarta yang menjadi pasar wisata yang bersih dan nyaman. Kawasan itu akan ditata dengan baik.
    
Kemudian Pasar Inpres yang ada di sekitar kawasan itu juga akan direvitalisasi. Ruko di sisi kiri dan kanan Pasar Inpres akan dibeli. Tahun 2013 lalu sudah ada beberapa lahan yang dibayar. Tahun ini akan dibayar lagi dengan luas lahan sekitar 6.000 meter persegi. Di lokasi itu akan dibangun pasar tradisional modern.(ADV/Humas)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index