Optimisme Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen Dinilai Rasional

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen Dinilai  Rasional

Riauaktual.com - Direktur Eksekutif Segara Institute Piter A. Redjalam mengungkapkan optimisme pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu di atas 5 persen cukup beralasan. Namun, optimisme itu juga harus dilandaskan pada indikator dan ukuran yang reliabel.

"Jadi, apa yang disampaikan Pak Menko Perekonomian Airkangga Hartarto bukan sebuah bualan. Pemerintah memang harus selalu optimistis, tetapi terukur," tegas Piter A. Redjalam di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV mampu tembus 5,2 persen year on year (YoY). Optimisme ini didukung oleh indikator dini yang terus menguat. Proyeksi itu lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang mencapai 5,44 persen YoY.

"Pertumbuhan ekonomi dalam tiga kuartal diatas 5 persen dan kuartal III dan IV akan sekitar 5,2 persen yang masih bisa dicapai. Konsumsi rumah tangga masih menguat, serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan laju industri pengolahan yang menguat,” ujar Ketum Golkar itu.

Menurut Piter, kondisi Indonesia masih cukup baik dan diyakini mampu bertahan menghadapi resesi global. Pasalnya, Indonesia berbeda dengan negara-negara yang terlalu bertumpu kepada ekspor.

"Perekonomian Indonesia lebih bertumpu kepada konsumsi domestik yang diperkirakan akan membaik seiring meredanya pandemi. Selain itu di sisi ekspor juga masih akan terbantu dengan tingginya harga komoditas," ukarnya.

Piter menambahkan resesi global tentu akan menahan atau bahkan menurunkan harga komoditas tetapi tidak membuat harga komoditas jatuh. Harga komoditas akan tetap cukup tinggi dan menguntungkan Indonesia yang mengandalkan komoditas. Sehingga ketika terdampak resesi global pun, Indonesia diperkirakan masih bisa bertahan meski pertumbuhan ekonomi akan melambat.

"Kalaupun Indonesia terdampak oleh resesi global, diperkirakan hanya membuat pertumbuhan ekonomi kita melambat tidak bisa mencapai target di atas 5 persen. Itu skenario buruknya. Skenario terbaiknya kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen," katanya.

*Optimisme Konsumen*

Sementara itu terkait dengan hasil survey Kepuasan Konsumen Bank Indonesia mencatat optimisme masyarakat di tengah kenaikan harga BBM dan keadaan perekonomian Dunia. Ekonom INDEF Eko Listianto mengatakan,  hal ini tercermin dari perilaku konsumsi masyarakat Indonesia, apalagi jelang akhir tahun.

“Kalau melihat ini dibilang optimis, sebetulnya menurut saya cukup rasional, obyektif, kenapa, karena pasti konsumen ini membandingkan dengan situasi beberapa bulan lalu, apalagi saat masih ada pembatasan. Sekarang boleh dibilang memasuki endemi, ada optimisme bahwa bisa bergerak, berusaha lagi,” jelas Wakil Direktur INDEF itu, Selasa (11/10/2022).

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index