Tindaklanjuti Kerjasama Pembangunan Ketahanan Pang

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Barito Kuala Sambangi Disketapang Pekanbaru

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Barito Kuala Sambangi Disketapang Pekanbaru
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Barito Kuala Sambangi Disketapang Pekanbaru (Istimewa)

Riauaktual.com - Menambah wawasan terkait ketahanan pangan, rombongan Tim Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimatan Selatan sambangi Dinas Ketahanan Pangan kota Pekanbaru pada Selasa (22/03/2022). Kedatangan rombongan dipimpin langsung Kepala Dinas Dr Ir Rahmanuddin, MS yang diterima Kepala Disketapang Pekanbaru Alek Kurniawan, SP, M.Si melalui sekretaris Tengku Ahmed Reza Fahlevi,SAP, M.Si cs di Ruang Rapat Disketapang Pekanbaru, Lantai 1 Gedung B5 Komplek perkantoran Bandar Raya Tenayan. 

Kunjungan tim ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dalam penguatan Pembangunan Ketahanan Pangan di masing-masing daerah. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Pekanbaru sukses meraih ranking terbaik kedua untuk Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Nasional. Dilansir dari Buku Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2021 yang diterbitkan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI pada awal tahun 2022 ini, Pekanbaru menduduki peringkat terbaik kedua dari 98 kota se-Indonesia dengan skor 90,56 atau dengan kata lain IKP Kota Pekanbaru adalah IKP tertinggi untuk Kawasan Pulau Sumatera. 

Melesat ke posisi dua terbaik, Pekanbaru melangkahi 20 tingkat karena sebelumnya Pekanbaru berada pada rangking 22 di tahun 2020 yang lalu. Hal ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah lainnya untuk mencari informasi lebih lanjut terkait Pembangunan Ketahanan Pangan ke Pemerintah Kota Pekanbaru salah satunya Kabupaten Barito Kuala. Selain itu pertemuan kedua belah pihak hari ini merupakan wujud nyata Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dan Pemerintah Kota Pekanbaru yang telah ditaja sebelumnya pada (23/02/2022) yang lalu. 

Sebelumnya telah ditandatangani Perjanjian Kerjasama di bidang Pengembangan Mal Pelayanan Publik dan Ketahanan Pangan antara Bupati Barito Kuala Hj Noormiliyani AS dan Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, ST, MT. Bahkan saat itu, Datuk Bandar Setia Amanah langsung memperkenalkan siDIVA (Aplikasi Digital FSVA), salah satu aplikasi pemetaaan dan kerawanan pangan yang dapat dijadikan alat bantu elektronik dalam suksesi pembangunan ketahanan pangan.

Kunjungan yang disambut Sekretaris Disketapang tersebut didampingi Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Ismail, S.Pi, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Ismul Denie Putra, M.Si, Kepala Sub Bagian Fasilitasi Kerjasama Setda Pekanbaru Nasrullah, Kepala Sub Bagian Program Fauzan Effendi.AM,SE, M.Ak, Kasubag Umum Dedek Sulaiman, S.Sos dan seluruh sub coordinator di Lingkungan Ketapang Pekanbaru.

Dalam paparannya, Reza panggilan akrab dari Sekdis Ketapang Pekanbaru tersebut menuturkan bahwa Rencana Strategis Pembangunan Ketahanan Pangan kota Pekanbaru dipetakan dalam empat kerangka besar yaitu; (1) Peningkatan Produkitivas dan Kesejahteraan Pelaku Usaha Pangan,  (2) Revitalisasi dan Penguatan Kelembagaan petani dan pelaku usaha pangan, (3) pengembangan usaha tani berbasis agroindustry yang eduitainment serta (4) pengembangan teknologi informasi dan infrastruktur yang memadai dalam optimalisasi pembangunan ketahanan pangan.


Pada kesempatan itu, rombongan Kab. Barito Kuala juga disuguhi informasi inovasi unggulan yang dikelola Disketapang Pekanbaru yaitu Penerbitan Dokumen Grand Master Plan Ketahanan Pangan kota Pekanbaru, pendirian Outlet Pangan PUAN BERSERI (Pemasaran Usaha Bersama Secara Lestari), Pekan Pangan Madani (PPM), Lokasi Cadangan Pangan Terintegrasi Melek Teknologi (siCANTIG MeTaL), Aplikasi Digital FSVA (siDIVA), Sistem Manajemen Informasi Ketahanan Pangan (siTANGAN), Disketapang Berkabar dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. 

Hal ini sebagai bukti sebut Reza lagi; bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan senantiasa terus berkomitmen untuk memperkuat pembangunan ketahanan pangan dari berbagai lini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Lebih lanjut Eks Kabag Keuangan Setwan DPRD Pekanbaru ini juga menyebutkan bahwa salah satu bentuk keseriusan Pemko Pekanbaru kepada sektor ketahanan pangan dengan menjadikan  Indeks Ketahanan Pangan (IKP) menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama Pemko Pekanbaru yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017 -2022 dalam rangka Mewujudkan misi ke-4 dari 5 misi kota Pekanbaru yaitu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Padat Modal, pada Tiga Sektor Unggulan yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri. 

“Alhamdulillah, khusus untuk Indeks Ketahanan Pangan, ini lompatan luar biasa bagi kota Pekanbaru, Peringkat Indeks Ketahanan Pangan Pekanbaru melesat naik, dari rangking 22 pada 2020 menjadi kota terbaik ke-2 se-Indonesia pada 2021,” ucap Reza.

Secara khusus, Reza menyampaikan bahwa dalam rangka mengetahui tingkat ketahanan pangan suatu wilayah beserta faktor-faktor pendukungnya, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah mengembangkan suatu sistem penilaian dalam bentuk IKP yang mengacu pada definisi ketahanan pangan dan subsistem yang membentuk sistem ketahanan pangan. IKP yang disusun, Berdasarkan Buku IKP Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 

Berdasarkan analisis ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) Tahun 2021 pada level nasional tersebut menunjukkan bahwa kota Pekanbaru dianggap sudah tahan pangan yang didasarkan pada 8 indikator yang terbagi dalam dua aspek penilaian. Pertama aspek keterjangkauan pangan yang dinilai dari indikator; (1) Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan; (2) Persentase rumahtangga dengan proporsi pengeluaran lebih dari 65 persen terhadap pengeluaran total; (3) Persentase rumahtangga tanpa akses listrik. 


Dan Aspek Pemanfaatan Pangan didasarkan pada indikator (1) Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun; (2)Persentase rumahtangga tanpa akses air bersih; (3) Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk; (4) Prevalensi balita stunting; dan (5) Angka harapan hidup pada saat lahir. Bila ditelaah lebih jauh dalam buku IKP Kementan tersebut disebutkan bahwa untuk aspek Keterjangkauan, Kota Pekanbaru memiliki skor 96,05 dan aspek pemanfaatan bernilai 86,07 sehingga menghasilkan komposit senilai 90.56.

“Jadi ini adalah buah hasil dari seluruh stakeholder, baik yang berada dalam Internal Pemko maupun eksternal sekalipun,” imbuhnya.

Lebih dalam lagi Reza menyampaikan bahwa IKP dalam Dokumen RPJMD kota Pekanbaru pada tahun 2021 ditargetkan pada angka 82.80. Dengan Raihan skor 90.56 pada tahun 2021 berarti kinerjanya mencapai angka 109,37 persen sementara jika disandingkan dengan raihan IKP 2020 yang bernilai 82.85 (posisi pekanbaru saat itu pada rangking 22) maka Raihan kinerja IKP Kota Pekanbaru 2021 109,31 persen lebih tinggi.

Ditempat terpisah, IKP sebut Kadis Akur (Kepala Dinas Alek Kurniawan) memiliki peran strategis dalam mengukur capaian pembangunan ketahanan pangan di kota Pekanbaru, mengukur kinerja daerah dalam memenuhi urusan wajib pemerintah, dan merupakan salah satu alat dalam menentukan prioritas pembangunan dan prioritas intervensi program. IKP yang telah diterbitkan Kementan ini, diharapkan Akur dapat digunakan sebagai dasar saat melakukan intervensi program sehingga lebih fokus dan tepat sasaran kedepannya.

Sang ketua ISSI Pekanbaru menegaskan kembali bahwa dapat dikatakan sektor pertanian memang pertumbuhan ekonominya sangat positif sebagaimana pernah diakui Pemerintah Pusat sebelumnya. Tapi Eks. Kepala BPKAD ini menambahkan, meskipun data yang tertulis pada sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun tentu terdapat tantangan terutama kepada pengambil kebijakan dalam hal ini adalah pemerintah untuk senantiasa memperbaiki program-program yang sekiranya menurun akibat pandemi covid-19. 

Itulah yang terus disorotinya bahwa peran Belanja Pemerintah harus dioptimalkan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama di sektor pangan. Bahkan berulang kali dia menyebutkan bahwa; ada atau tidaknya covid-19, sektor pangan tetap menjadi isu sentral, seksi dan strategis, sehingga semua pihak harus “all-out” agar ketahanan pangan tidak tinggal sebatas slogan saja.

Tak salah kiranya, sehingga kegiatan strategis yang melibatkan pemberdayaan masyarakat tetap menjadi perhatian utama Disketapang dibawah kepemimpinannya dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2022 ini. Sebut saja seabrek program-program yang ditaja seperti Pekan Pangan Madani, Optimalisasi Kawasan Mandiri Pangan, Optimalisasi Pekarangan Pangan Lestari, Optimalisasi Penyediaan Database ketahanan pangan yang terintegrasi beserta informasi edukasi yang memadai bagi seluruh stakeholder. 


Teranyar ungkap Akur lagi bahwa dalam rangka visualisasi hasil analisis ketahanan dan kerentanan pangan Kota Pekanbaru Tahun 2021 se Kelurahan di kota Pekanbaru dan memudahkan pemetaan serta dapat diakses oleh publik maka telah dibuat apilkasi webgis dengan nama siDIVA (aplikasi Digital FSVA). Semua adalah bukti komitmen Dinas Ketahanan Pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang lebih memadai lagi.

Pertemuan berlangsung sangat komunikatif. Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Barito Kuala menyampaikan ucapan terima kasih dan tak dapat menyembunyikan kegembiraannya atas sambutan hangat dan sharing informasi-informasi strategis dari Disketapang Pekanbaru kepada dirinya dan rombongan.  

"Terima kasih atas sambutannya, Pak Tengku beserta tim kepada kami dari Kab. Barito Kuala. Sebuah kehormatan bagi kami dan tim karena hari ini berkesempatan bersilahturahmi ke Disketapang Pekanbaru," ungkap Dr Ir Rahmanuddin MS.  Disebutkannya juga, selain mempererat silaturahmi, kunjungannya bertujuan untuk saling berbagi informasi terkait penguatan ketahanan pangan bagi dua daerah ini terlebih Disketapang digadang-gadang memiliki siDIVA yang diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi Kabupaten Barito Kuala yang merupakan salah satu lumbung pangan di Provinsi Kalimantan Selatan. 

Acara ditutup dengan saling bertukar cenderamata serta Penandatangan Kerjasama antara Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Barito Kuala dan Dinas Ketahanan Pangan kota Pekanbaru.

Dalam perjanjian Kerjasama tersebut memuat antara lain kewajiban Pihak Disketapang Pekanbaru untuk mentransfer teknologi sistem ketahanan pangan seperti siDIVA, siCANTIG Metal dan Penelitian dan Pengembangan Ketahanan Pangan. Setelah ditandatanganinya kesepakatan bersama tersebut, para pihak sepakat secara bersama-sama menyusun rencana aksi.

“Besar harapan kami Kabupaten Barito Kuala dapat meraih prestasi yang sama seperti kota Pekanbaru,” tutup Sang Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Barito Kuala tersebut yang turut didampingi Kabid Ketahanan Pangan Eddy Sudarwono, SP, Sub Koordinator Ketersediaan dan Distribusi Pangan Miliyarto S SPt dan Sub Koordinator Konsumsi dan Keamanan Pangan Rozani Putra SPi. (Advertorial)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index