Tanpa PSBB, Ahli Prediksi Ada 500 Ribu Kasus COVID-19 di Indonesia

Tanpa PSBB, Ahli Prediksi Ada 500 Ribu Kasus COVID-19 di Indonesia
Photo : pixabay Ilustrasi virus corona.

Riauaktual.com - Kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hingga Rabu, 9 September kemarin, tercatat total kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 203.342 kasus, dan sebanyak 8.336 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Dari data kasus itu diketahui 49.837 kasus konfirmasi positif COVID-19 ada di Jakarta. Lantaran penyebaran kasus virus corona atau COVID-19 di DKI Jakarta yang masih tinggi, Rabu petang, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total di ibu kota mulai Senin 14 September 2020.

Namun, apakah pemberlakuan PSBB Jakarta mengisyaratkan akan adanya second wave atau gelombang kedua kasus virus corona? Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga merupakan dokter spesialis paru, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP menyebut, hingga saat ini belum ada gelombang kedua atau second wave di Tanah Air.

"Kita belum pernah mengalami second wave. Kalau namanya second wave itu setelah mencapai tinggi turun kemudian naik lagi. Kita yang pertama aja belum nyampe angka kita masih tinggi artinya kita belum sampai puncak. Gelombang pertama kita belum sampai naik terus. Kita gelombangnya naik terus belum flat," kata dia sebagaimana dikutip dari viva.co.id, Kamis 10 September 2020.

Ari pun menjelaskan, pandemi COVID-19 ini bisa ditekan namun tergantung dari upaya apa yang dilakukan pemerintah. Salah satu upaya yang dinilai dapat menekan penyebaran virus corona adalah dengan pemberlakuan PSBB.

"Tergantung dari upaya yang dilakukan, kalau ini bisa (PSBB) nekan mungkin turun, kalau enggak ya terus gak tau puncaknya kapan," kata Ari.

Ari bahkan memprediksi kasus COVID-19 di Indonesia bisa mencapai 500 ribu kasus hingga akhir tahun 2020 jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk menekan orang keluar rumah dan kerja sama dari masyarakat untuk mencegah penyebaran ini.

"Sampai akhir tahun saya sudah prediksikan 500 ribu Indonesia, apalagi pilkada tidak ditunda. Lima ratus ribu ini perhitungannya dari Mei saja sudah 5000 per 10 hari, Juni 10 ribu per 10 hari, Juli 15 ribu per 10 hari, Agustus 20 ribu per 10 hari, September ini 30 ribu per 10 hari. Kita hitung saja totalnya berapa? Baru September 30 ribu, kita masih ada tiga bulan lagi sampai akhir tahun dapat itu 500 ribu, kalau gak ada upaya menekan orang keluar rumah," jelas Ari.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index