Riauaktual.com - Dokter NHS yang merupakan garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 di Inggris bercerita bagaimana mereka menangani pasien yang terinfeksi virus corona. Dalam situasi yang sangat rumit dan dilematis, terkadang mereka bertindak seperti Tuhan.
Menentukan siapa di antara pasian yang harus diselamatkan dan siapa yang terpaksa direlakan meninggal.
Ketika pasien Corona sedang sekarat dalam kesakitan dan dokter harus membuat keputusan ‘bermain dewa’ menentukan ajal sesorang, kata orang dalam NHS.
Dokter di Inggris telah meminta perdana menteri Inggris, Boris Johnson untuk mengunci total atau lockdown Inggris dalam menghadapi pandemi corona.
Para petugas medis mengklaim bahwa Inggris belum berbuat maksimal dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 ketika jumlah kematian mencapai 243, data Minggu (22/3/2020) malam.
Dan dikutip dari Daily Star, seorang dokter garis depan NHS telah berbagi ketakutan mereka pada adegan-adegan yang terjadi di dalam rumah sakit, ketika mereka berjuang mati-matian melawan penyakit mematikan ini.
“Saya berharap bisa melupakan semua wajah orang yang sekarat yang saya lihat minggu lalu,” kata mereka kepada Daily Mail.
“Ekspresi panik di setiap wajah, bunyi gemetar yang dibuat orang saat mereka mati-matian berusaha, dan gagal, untuk mendapatkan oksigen di paru-paru mereka. Mengerikan.”
“Saya telah menjadi dokter selama lebih dari satu dekade. Pada waktu itu, saya pikir saya telah melihat segalanya. Tetapi ternyata saya tidak siap untuk teror yang dilepaskan oleh virus corona.”
Covid-19 juga telah membuat perawat dan dokter NHS kewalahan karena jumlah yang terinfeksi terus bertambah setiap hari di Inggris.
“Virus telah memaksa dokter untuk melakukan sesuatu yang seharusnya tidak bisa kami lakukan: berperan sebagai Tuhan,” tambah mereka.
“Dalam waktu beberapa jam pada Sabtu lalu, apa yang saya tahu tentang pekerjaan saya diubah dan tidak dapat dibatalkan. Karena kami harus membuat keputusan etis tentang siapa yang harus diselamatkan dan siapa yang harus mati dalam skala yang tidak pernah dihadapi oleh seorang dokter yang hidup hari ini.”
“Saya ingin mengatakan bahwa keputusan etis itu dibuat dengan waktu, kesabaran, dan perawatan. Tetapi minggu lalu? Itu sangat secepat. Tidak ada dokter yang harus dipaksa untuk memilih di antara pasien. Tetapi kami tidak punya pilihan lain.”
Perdana Menteri Boris Johnson telah meminta warga Inggris untuk tidak mengunjungi ibu mereka pada Hari Ibu karena wabah pembunuh virus corona.
Dalam surat dramatis kepada negara, Johnson mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka harus membatasi diri mereka untuk menghubungi ibu mereka di Skype.
Hingga saat ini lebih dari 300.000 kasus corona di seluruh dunia, dan lebih dari 13.000 kematian. Di Inggris sendiri tercatat sudah 5.018 kasus dengan 243 diantaranya meninggal dunia dan 93 sembuh.
