MEDAN (RA) - Produksi kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan signifikan akibat banjir bandang dan curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Ketua DPW Apkasindo Sumatera Utara, Gus Dalhari Harahap, mengungkapkan penurunan produksi mencapai 20 hingga 30 persen dari kondisi normal.
"Penurunan produksi sawit di Sumut sekitar 20 sampai 30 persen dari kondisi biasanya," ungkap Gus Dalhari kepada riauaktual.com, Selasa (16/12/2025).
Menurut Gus Dalhari, selain akibat banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah beberapa waktu lalu serta tingginya intensitas hujan yang berlangsung berhari-hari menyebabkan sejumlah kebun dan jalan produksi tergenang, sehingga aktivitas panen dan pengangkutan hasil sawit terganggu.
Meski sempat ada beberapa hari aktivitas kembali berjalan, hujan kembali turun dalam dua hingga tiga hari terakhir dan membuat kondisi memburuk, meski tidak separah pekan sebelumnya.
- Baca Juga Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan
"Produksi menurun karena beberapa daerah perkebunan kembali tergenang. Akses jalan produksi yang terendam membuat mobilisasi hasil panen terhambat," ujarnya.
Ia menyebutkan, daerah yang terdampak cukup luas, di antaranya Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), serta Kabupaten Mandailing Natal.
Banjir yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut menyebabkan petani kesulitan beraktivitas, terutama dalam mengangkut tandan buah segar ke pabrik.
Dari sisi luasan, Gus Dalhari memperkirakan hampir 60 persen kebun sawit rakyat yang luasnya sekitar 500 ribu hektar terdampak banjir.
Kondisi ini berdampak langsung pada produktivitas petani, khususnya kebun-kebun yang berada di dataran rendah dan sepanjang daerah aliran sungai.
Bahkan, di beberapa wilayah, aktivitas perkebunan terhenti total akibat banjir bandang beberapa waktu lalu.
"Di Kabupaten Mandailing Natal, daerah Kecamatan Batahan dan Kecamatan Batang Natal hingga kini masih belum bisa beraktivitas. Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, khususnya wilayah Garoga, serta di Kabupaten Langkat pada daerah Padang Tualang dan Kecamatan Tanjung Pura," imbuhnya.
"Sementara itu, Sibolga relatif tidak terlalu terdampak, hanya terjadi genangan. Justru yang parah itu di Kabupaten Tapanuli Tengah, terutama Garoga, kemudian Batang Toru di wilayah Tapsel," jelasnya.
Gus Dalhari berharap adanya perhatian serius dari pemerintah daerah dan pusat untuk memperbaiki infrastruktur jalan produksi serta sistem pengendalian banjir di sentra-sentra sawit rakyat.
