Demi Kebaikan Rupiah, Jokowi Harus Pecat Sri Mulyani dan Darmin Nasution!

Demi Kebaikan Rupiah, Jokowi Harus Pecat Sri Mulyani dan Darmin Nasution!
Menkeu Sri Mulyani

Riauaktual.com -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus secepatnya mengambil sikap atas terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Salah satu langkah krusial yang seharusnya ia ambil adalah memecat Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pemecatan itu dilakukan karena keduanya dianggap telah gagal menyelamatkan rupiah yang terus mengalami tekanan.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya’roni, di Jakarta, Kamis (6/9/2018), kemarin.

“Ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlepas dari peran Darmin Nasution dan Sri Mulyani yang serampangan mengelola ekonomi Indonesia,” katanya.

Pemecatan keduanya itu, menurutnya, tidak lain sebagai bentuk penyelamatan atas krisis ekonomi yang menyengsarakan rakyat.

Pada 4 September 2018, rupiah telah melewati batas psikologis Rp15.000 per dolar AS.

Pelemahan rupiah diprediksi bakal terus berlanjut mengingat berbagai indikator ekonomi saat ini tidak menguntungkan pada penguatan rupiah.

Misalnya nilai impor yang lebih besar dari ekspor, pembayaran hutang dalam jumlah yang cukup besar, dan adanya aliran dana ke luar negeri.

“Bukan tidak mungkin Indonesia akan memasuki fase krisis mata uang dan akhirnya mengantarkan kepada terjadinya krisis ekonomi,” papar Sya’roni

“Bukan tidak mungkin Indonesia akan memasuki fase krisis mata uang dan akhirnya mengantarkan kepada terjadinya krisis ekonomi,” papar Sya’roni.

Dalam berbagai kesempatan dia mengeluarkan statmen yang tidak mencerminkan akan adanya krisis mata uang.

Sri Mul beranggapan penurunan Rp100 akan menambah pemasukan pemerintah Rp1,7 triliun.

Menggenjot hutang hingga hampir mencapai Rp5.000 triliun dan impor yang naik tajam adalah bukti Darmin dan Sri Mul serampangan mengelola ekonomi.

Dampaknya adalah hampir semua indikator menunjukkan tren yang memburuk.

Misalnya, transaksi berjalan sudah mengukuhkan -4,89 miliar dolar AS atau setara dengan minus -3,04 % dari GDP.

Neraca Perdagangan medio Januari-Juli 2018 juga mencatat angka defisit sebesar -3,02 miliar dolar AS.

“Save rupiah, save Indonesia. Pecat Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan!” demikian Sya’roni.

 

Sumber : pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index