PEKANBARU (RA)- Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) yang didapatkan Kota Pekanbaru pada 2013 ini dirasa, sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di lapangan. Kota Pekanbaru dalam sistem lalu lintas masih berantakan. Terutama kondisi lalu lintas di setiap pasar tradisional.

"Kita lihat saja di Pasar Pagi Arengka itu, rambu tak boleh stop sudah dipasang, tapi yang parkir di badan jalan itu banyak juga. Lantas pantaskah kota kita ini meraih WTN?," tutur Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Pekanbaru Zaidir Albaiza SH.

Zaidir yang juga Ketua Ikatan Sosial Pedagang Pasar Kota Pekanbaru yang saat ini duduk di Komisi II membidangi perdagangan ini juga mendesak pemerintah, agar segera membenahi kondisi pasar yang ada di pintu masuk Kota Pekanbaru tersebut.

"Sehingga tanggapan tamu kita yang datang ke sini, menganggap bahwa wajar Pekanbaru meraih WTN, kalau melihat kondisi sekarang tentu pendatang bertanya-tanya, kondisi kota seperti ini apa pantas raih WTN," sebutnya lagi.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru Dedi Gusriadi, beralasan, Pasar Pagi Arengka, memang sulit ditertibkan. Meskipun Dishub telah memasang rambu dilarang berhenti di kawasan itu, hingga menyiagakan personil Dishubkominfo, namun pedagang dan pembeli masih terlalu mudah melakukan pelanggaran.

"Tak mungkin kita siagakan personil 24 jam di sana untuk mengawasi," sebutnya.(Rm)