Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, pesawat dalam negeri itu, saat ini dalam proses uji coba.

 

"Transportasi kami lagi uji coba. Sekarang juga tahap selesai pesawat terbang. Landing sama sayapnya sudah diuji," kata Nasir di Bali, Sabtu, 12 November 2016.

 

Nasit mengatakan, pesawat buatan Indonesia, akan diuji terbang akhir tahun ini. Pesawat akan diterbangkan selama 200 sampai 300 jam. "Bulan Maret (tahun 2017) selesai uji terbang. Juli 2017 sudah produksi massal," papar Nasir.

 

Saat ini, lanjut Nasir, telah ada beberapa pihak yang telah memesan pesawat N-219. "Permintaan dalam negeri 200 pesawat terbang," kata Nasir.

 

Nasir menuturkan, dari sisi teknologi pesawat, Indonesia merupakan negara unggul di dunia. "Kita tidak kalah dari Kanada, Tiongkok, Brazil dan lainnya yang sangat kompetitif. Ini murni buatan sendiri, 100 persen karya anak Indonesia," kata dia.

 

N-219 adalah pesawat multi-fungsi bermesin dua yang dirancang PT Dirgantara Indonesia, dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang dan kargo. 

 

Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini, dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan fleksibel. (viva.co.id)