Kedua Orangtuanya Meninggal Bersamaan, Permintaan Pilu 6 Anak Yatim Kepada Sang Nenek

Kedua Orangtuanya Meninggal Bersamaan, Permintaan Pilu 6 Anak Yatim Kepada Sang Nenek
foto : planet.merdeka

Riaukatual.com - Ayah dan Ibunya meninggal dunia dalam waktu sehari, 6 Anak yatim piatu asal Balikpapan ini masih ingin ikut bareng Kakek dan Neneknya. Sulung dari enam bersaudara sempat mengungkap keinginan pilunya kepada sang Nenek, Wa Ode Rusdiana.

Sang Sulung mengaku tak ingin diadopsi orang lain. Meski kini kedua orangtuanya telah tiada, namun keenam anak yatim piatu ini masih ada harapan hidup bersama kakek dan neneknya.

 

Permintaan pilu 6 anak yatim piatu

Keinginan pilu yang disampaikan oleh sulung dari mendiang Siti Haryanti dan Yahya Mardani ini diceritakan sang nenek pada awak media yang menyambangi kediamannya. Sang Nenek masih ingat betul bagaimana permintaan cucunya untuk tidak diadopsi orang lain setelah ayah dan ibunya meninggal.

"Nek, jangan kasih kami ke orang lain ya, kami mau sama nenek aja," ujar Wa Ode menirukan permintaan sang cucu.

Bahkan si sulung ini juga sudah memikirkan akan ikut siapa jika nanti sang kakek dan nenek telah tiada.

 

Tak ingin diadopsi orang lain

Tetap dengan pendiriannya, Ali Mardani si sulung ini tetap tak ingin diadopsi orang lain jika kelak kakek dan nenek meninggal. Ia mengatakan akan tinggal bersama anak bungsu sang nenek saja.

"Kalau nenek meninggal kami tinggal sama Nabil (anak bungsu Wa Ode dan Mustafa) aja," tambahnya.

Ali Mardani yang kini masih duduk di kelas tiga, masih memiliki lima adik yang masih kecil-kecil. Anak kedua bernama Alika Mardani yang berada di bangku kelas 1 SD dan kini telah berusia 8 tahun.

 

Nasib keenam anak yatim piatu di Balikpapan

Anak ketiga bernama Alifa Alfira Mardani berusia 6 tahun. Diungkapkan oleh sang nenek yaitu Wa Ode, bahwa Alifa akan menempu Pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar pada tahun 2020 ini.

Anak keempat bernama Aldo Lilah Mardani kini berusia 4 tahun, dan anak kelima yakni Dira Naura Mardani berusia 2 tahun, serta anak terakhir yang bernama Syafayanti Bulan Mardani yang saat ini berusia 38 hari. Wa Ode mengungkap bahwa keenam cucunya akan tetap tinggal bersama dirinya.

"Dari kecilnya mereka sudah hidup dengan saya, saya yang mengurus mereka mulai bayinya. Jadi saya sudah biasa ngurus jualan sambil ngurus cucu-cucu saya," pungkasnya.

 

Kondisi 6 bocah yatim piatu di Balikpapan

Berita sebelumnya. Begini kondisi 6 bocah yatim piatu di Balikpapan pasca kedua orangtuanya meninggal dunia Kisah enam orang bocah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur terbilang cukup pedih sekaligus mengharukan. Ke enam bocah tersebut diantaranya ada yang baru berusia paling tua kurang lebih 11 tahun dan paling muda berusia 1 bulan 7 hari.

Tak bisa dipungkiri, bocah dengan usia seperti ini tentu saja masih sangat haus akan pemberian belaian tangan dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Namun takdir justru berkata lain, kedua orangtua para bocah tersebut justru telah lebih dulu memenuhi panggilan Ilahi.

 

Orang tua meninggal dalam waktu sehari

Ayah para bocah itu bernama Yahya Hardani (33) dan ibunya bernama Siti Hardiyanti Ode (26).

Keduanya meninggal dunia di hari yang sama dan hanya berselang beberapa jam saja pada Minggu (23/2/2020) siang lalu. Tidak diketahui secara jelas apa penyakit yang diderita oleh kedua orangtua bocah malang itu, sehingga mengakibatkan keduanya merenggang nyawa.

 

Keenam anak yatim dirawat sang Nenek

Sementara itu, ke enam bocah yang kini menjadi yatim piatu itu saat ini rawat oleh nenek dan kakeknya yang tidak lain merupakan orangtau kandung dari almarhumah ibunda para bocah itu.

Keenam bocah tersebut tampak terlihat jelas wajahnya mereka yang masih terlihat sangat polos, seolah kebingungan lantaran melihat banyak orang yang datang silih berganti,

sambil membawa oleh-oleh dan memeluk bahkan mengendong mereka sambil menangis tersedu-sedu. Tak satupun diantara enam bocah itu yang terlihat murung, begitupula dengan balita yang berusia 1 bulan 7 hari tampak tenang-tenang saja saat digendong oleh banyak orang.

 

Tinggal dirumah Nenek

Anak ini tinggal di rumah kakeknya yang berukuran kurang lebih 8 x 5 dan terhimpit ditengah bangunan rumah warga lainnya. Sementara para bocah tersebut terlihat mengenakan pakaian sangat sederhana dan terus mempepeti kakek dan neneknya.

Wajah sering tampak kehilangan anak semata wayangnya tak bisa disembunyikan oleh Mustafa (53) dan Wa Ode Rusdiana (52), yang merupakan kakek nenek dari para bocah malang ini.

Air mata keduanya terus mengalir saat menceritakan kisah anak kesayangannya itu sebelum meninggal dunia. Kondisi para cucunya menjadi hal yang paling menyedihkan bagi nenek dan kakek para bocah itu.

"Tidak sakit, dia kan belum lama melahirkan anaknya yang paling kecil ini yang baru berusia 1 bulan 7 hari ini.

Dari situ dia juga sering periksa di puskesmas katanya tensinya itu tidak stabil. Tapi pas hari Minggu kemarin itu dia mengeluh katanya pusing," kata Wa Ode Rusdiana, Ibu kandung almarhumah Siti Hardyanti.

 

Kronologi meninggalnya suami istri di Balikpapan dalam waktu sehari

Sementara itu, Mustafa ayah kandung almarhumah Siti Hardyanti juga menceritakan dirinya sempat berupaya melakukan pertolongan kepada putrinya, dengan cara berlari menghubungi pihak puskesmas untuk melihat kondisi putrinya.

"Kemarin itu saya sempat lari-lari ke puskesmas itu minta mobil ambulan untuk mengantar putri saya ke rumah sakit.Tapi dari sekian puskesmas malah tanya saya usianya berapa dan  marah-marah di sana. Anak saya ini sudah sekarat jangan tanya usia lagi segera kita tolong bawa anak saya ke rumah sakit," jelasnya sambil menangis.

Tak banyak hal yang diceritakan oleh kakek dan nenek para bocah tersebut. Mereka hanya terus menangis dan terus menangis sambil memeluk para cucunya itu.

Sementara warga yang berdatangan terlihat tak sedikit diantaranya memberikan dukungan moril dan memberikan bantuan berupa sembako, uang santunan maupun pakaian dan pampers untuk kebutuhan para bocah tersebut.

 

 

 

Sumber: planet.merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

index