Gencatan Senjata, Presiden Prabowo Diminta Berperan Maksimal Dukung Kemerdekaan Palestina

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:47:32 WIB
Gelora Talks bertajuk 'Gencatan Senjata, Pembebasan Sandera & Apa Tantangannya?'

JAKARTA (RA) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana meminta pemerintah mengkritisi pelaksanaan gencatan senjata antara Palestina-Israel. 
Sebab, gencatan senjata ini menjadi modus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengusir secara halus warga Gaza dari tanah airnya dan memuluskan langkah Israel untuk menguasai Palestina secara keseluruhan.

"Saya ingin menegaskan, konflik Palestina ini sebenarnya adalah konflik terkait masalah tanah. Karena tanah yang seharusnya milik rakyat Palestina ini, diokupasi dan diduduki oleh Israel," kata Hikmahanto dalam Gelora Talks bertajuk 'Gencatan Senjata, Pembebasan Sandera & Apa Tantangannya?, Rabu (29/1/20250).

Hikmahanto berharap agar situasi gencatan senjata ini dapat dimanfatkan Presiden Prabowo Subianto untuk memainkan peran Indonesia secara maksimal mendukung kemerdekaan Palestina.

"Inilah kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan hal terdepan. Pertama, kehadiran pasukan kesehatan kita ditambah. Kedua mendapatkan mandat dari PBB untuk peacekeeping. Ketiga mengajak negara lain masuk dan membantu rekonstruksi Gaza. Kempat, mendorong Palestina segera merdeka melalui two state solution," tegasnya.

Menurut dia, gencatan senjata ini justru akan dimanfaatkan Israel untuk memuluskan langkah Israel untuk melakukan genosida terhadap etnis Palestina, dan menguasai Gaza secara halus. "Apalagi ada upaya Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi sebagian pengungsi Gaza ke luar wilayah Palestina, ke Indonesia, Yordania dan Mesir selama rekonstruksi pasca perang berlangsung, " katanya.

Sementera itu Ketua Pusat Solidaritas Palestina DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Tengku Zulkifli Usman mengatakan, bahwa Presiden AS Donald Trump akan membuat situasi geopolitik semakin tidak menentu dengan berbagai keputusan ekstremnya, terkait Palestina.

"Di periode pertama mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Dan di periode kedua juga akan banyak hal-hal ekstrim yang akan dilakukan dan tidak menguntungkan Palestina," kata Zulkifli Usman.

Sedangkan aktivis Palestina, Muhammad Husein Gaza mengkhawatirkan gencatan senjata di Gaza adalah bagian dari upaya normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. "Kita berharap Indonesia terus konsisten dan komitmen dalam dukungannya terhadap Palestina, bukan sebaliknya ikut melakukan normalisasi hubungan diplomatik denfan Israel," pungkasnya. 

Terkini

Terpopuler