Riauaktual.com - Peneliti Populi Center Nona Evita menyebutkan, nama Joko Widodo mayoritas dipilih dari berpendidikan rendah pada Pilpres 2019. Hal ini didapatkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari tanggal 19 hingga 26 Oktober, dengan Margin Of Error (MoE) 2,8 persen, di seluruh provinsi Indonesia. Metode menggunakan multistage random sampling terhadap 1.200 responden.

"Jokowi dipilih sekitar 60,7 persen pemilih yang tak bersekolah. Sementara Prabowo dipilih 14,3 persen pemilih yang tak bersekolah," katanya, di kantornya, di Komplek Bank Mandiri, Jalan Letjen S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (2/11).

"Jokowi juga dipilih mayoritas pemilih tak tamat SD sekitar 61,9 persen. Namun, di kalangan pemilih itu, Prabowo dipilih 23,6 persen," sambungnya.

Sementara itu, untuk masyarakat yang telah lulusan Sarjana (S1) Prabowo lebih unggul ketimbang Jokowi.

"Prabowo dipilih mayoritas pemilih tamatan S1 atau lebih sekitar 44,3 persen. Namun, di kalangan ini, Jokowi hanya 42,6 persen," katanya.

Sementara itu, lanjut Nona, Jokowi unggul di kalangan pemilih berusia produktif 26 hingga 35 tahun dengan perolehan suara 58,2 persen. Sementara, di kalangan itu, Prabowo mendapatkan suara 34,3 persen.

Namun demikian, apabila survei para tokoh ini bertarung merebutkan kursi RI1, Jokowi mendapatkan suara yang cukup besar.

"Jika diadu melawan Jokowi, Prabowo hanya memperoleh 31,9 persen suara. Sementara, Jokowi mendominasi dengan 56,7 persen," ujarnya. (Wan)

Sumber: merdeka.com