Harga Karet di Meranti Merosot, Petani Butuh Usaha Sampingan

Harga Karet di Meranti Merosot, Petani Butuh Usaha Sampingan
ilustrasi

MERANTI (RA)- 90 persen perekonomian masyarakat Desa Batang Malas, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, bergantung dari hasil kebun karet. Disaat harga karet yang terus merosot seperti saat ini, warga setempat membutuhkan alternatif usaha sampingan.

Hal itu diungkapkan Kepala Desa Batang Malas, Abdurrahman, saat mengikuti Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Tebingtinggi Barat, Dikatakannya, usaha dampingan yang diminati warganya adalah berternak ayam.

"Perekonomian warga kami 90 persennya dari hasil kebun karet, tahun-tahun terakhir ini karet terus merosot, jadi mohon bantuan kandang dan bibit ayam petelor, kalau bisa sebanyak-banyaknya Pak, sebagai penghasilan dampingan selain dari karet," harap Kades Batang Malas.

Sementara itu Kepala Desa Tenan, Samsi, saat mengusulkan program prioritas pembangunan di desanya mengatakan warganya mendambakan pembangunan jalan utama yang selama 6 tahun dia menjabat dan setiap tahun diusulkan dalam Musrenbang tak kunjung direalisasikan.

"Prioritas kami masih pembangunan jalan utama, selama 6 tahun saya menjabat dan sudah diusulkan setiap tahunnya tidak juga tersentuh perhatian. Volume jalan itu 3500 x 3,5 meter," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Samsi, juga dibutuhkan rehab berat pada Kantor Desa Tenan yang sudah berumur 6 tahun dan kondisinya hampir tenggelam.

"Termasuk pengadaan pembangunan poskesdes, pengadaan ambulan desa siaga bisa mengakomodir 4 desa, dan pembangunan gedung PKK yang selama ini banyak kegiatan PKK hanya menumpang saja. Itu semua prioritas," ucapnya.

Tidak hanya Kepala Desa Batang Malas dan Tenan, Kepala Desa lainnya atau diwakili BPD dan LKMD juga menyampaikan usulan pembangunan di desanya masing-masing. Dari daftar usulan yang sebelumnya disampaikan, para Kades diminta hanya menetapkan 3 sampai 5 program prioritasnya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index