Sangat Memuaskan, Peneliti BRIN Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi

Sangat Memuaskan, Peneliti BRIN Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Handrini Ardiyanti

Riauaktual.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Handrini Ardiyanti dinyatakan lulus dengan nilai Sangat Memuaskan, dalam sidang promosi Doktor Ilmu Komunikasi di kampus Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), kota Depok, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022). 

Pada sidang terbuka secara hybird, Handrini memaparkan hasil penelitian disertasi berjudul 'Keselarasan Bingkai pada Gerakan Separatisme Papua di Media Sosial (Studi Pada #FreewestPapua di Twitter).

Di hadapan sidang, Handrini menjelaskan bagaimana jaringan separatisme Papua serta bagaimana strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan Gerakan secara lengkap, berikut data signifikansi terhadap strategi yang dilakukan serta mengusulkan konsep separatist cyberactivism alignment untuk diadopsi sebagai metode untuk menghadapi Gerakan separatisme digital. 

Handrini berhasil mempertahankan Disertasi selama hampir 120 menit, di depan Ketua Dewan Penguji Prof. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D didampingi Promotor, Professor Dr. Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi dan Dr. Udi Rusadi, MS selaku Ko Promotor. Anggota Dewan Penguji lainnya yakni Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono; Wijayanto, PhD; Prof. Ibnu Hamad, M.Si.; Dr. Pinckey Triputra M.Sc.; Dr. Irwansyah; dan Whisnu Triwibowo, PhD. 

“Dengan mempertimbangkan prestasi, ketekunan, ketelitian dan kesungguhan serta semangat dalam menjalani proses pendidikan, maka dengan ini diputuskan promovendus Handrini Ardiyanti dinyatakan lulus. Kepadanya diberikan hak untuk menyandang gelar Doktor sesuai dengan hak dan kewajibannya serta kehormatan yang melekat pada gelar itu,” ujar Isbandi Rukminto Adi. 

Di depan penguji, Handrini menjelaskan teori keselarasan bingkai dipilih karena menurut David A. Snow, Profesor sosiologi dari Universitas California, keselarasan bingkai merupakan penentu dari berhasil atau tidaknya sebuah Gerakan. 

"Berbeda dengan penelitian-penelitian tentang kampanye digital separatisme Papua yang lain, penelitian ini menyajikan data yang lebih komprehensif. Data yang disajikan meliputi data jaringan, data strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan hingga signifikansi strategi yang digunakan, " katanya. 

Dengan demikian lanjut Handrini, penelitian ini tidak hanya berhenti pada analisis konten yang ada di akun Benny Wenda, Veronica Koman maupun hanya memberikan gambaran deskriptif bagaimana Gerakan separatism Papua dilakukan di media sosial sebagaimana penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. 

"Penelitian yang dilakukan ini, membidik bagaimana jaringan separatisme Papua yang terbentuk di media sosial, " ujar perempuan yang mengawali karir sebagai Peneliti di Setjen DPR RI tersebut. 

Sementara dalam sambutannya Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, menilai penelitian yang dilakukan promovendus, merupakan temuan penting berdasarkan upaya ilmiah, tentang aktivisme digital dengan apa yang mereka sebut sebagai ‘kejahatan dari pemerintah Indonesia yang memiskinkan masyarakat Papua’. Gerakan #FreeWestPapua terungkap dari analisis jaringan dan strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan. 

"Kami berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk menghadapi Gerakan separatisme Papua di media sosial, " katanya.
Area lampiran

Sangat Memuaskan, Peneliti BRIN Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Handrini Ardiyanti dinyatakan lulus dengan nilai Sangat Memuaskan, dalam sidang promosi Doktor Ilmu Komunikasi di kampus Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), kota Depok, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022). 

Pada sidang terbuka secara hybird, Handrini memaparkan hasil penelitian disertasi berjudul 'Keselarasan Bingkai pada Gerakan Separatisme Papua di Media Sosial (Studi Pada #FreewestPapua di Twitter).

Di hadapan sidang, Handrini menjelaskan bagaimana jaringan separatisme Papua serta bagaimana strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan Gerakan secara lengkap, berikut data signifikansi terhadap strategi yang dilakukan serta mengusulkan konsep separatist cyberactivism alignment untuk diadopsi sebagai metode untuk menghadapi Gerakan separatisme digital. 

Handrini berhasil mempertahankan Disertasi selama hampir 120 menit, di depan Ketua Dewan Penguji Prof. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D didampingi Promotor, Professor Dr. Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi dan Dr. Udi Rusadi, MS selaku Ko Promotor. Anggota Dewan Penguji lainnya yakni Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono; Wijayanto, PhD; Prof. Ibnu Hamad, M.Si.; Dr. Pinckey Triputra M.Sc.; Dr. Irwansyah; dan Whisnu Triwibowo, PhD. 

“Dengan mempertimbangkan prestasi, ketekunan, ketelitian dan kesungguhan serta semangat dalam menjalani proses pendidikan, maka dengan ini diputuskan promovendus Handrini Ardiyanti dinyatakan lulus. Kepadanya diberikan hak untuk menyandang gelar Doktor sesuai dengan hak dan kewajibannya serta kehormatan yang melekat pada gelar itu,” ujar Isbandi Rukminto Adi. 

Di depan penguji, Handrini menjelaskan teori keselarasan bingkai dipilih karena menurut David A. Snow, Profesor sosiologi dari Universitas California, keselarasan bingkai merupakan penentu dari berhasil atau tidaknya sebuah Gerakan. 

"Berbeda dengan penelitian-penelitian tentang kampanye digital separatisme Papua yang lain, penelitian ini menyajikan data yang lebih komprehensif. Data yang disajikan meliputi data jaringan, data strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan hingga signifikansi strategi yang digunakan, " katanya. 

Dengan demikian lanjut Handrini, penelitian ini tidak hanya berhenti pada analisis konten yang ada di akun Benny Wenda, Veronica Koman maupun hanya memberikan gambaran deskriptif bagaimana Gerakan separatism Papua dilakukan di media sosial sebagaimana penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. 

"Penelitian yang dilakukan ini, membidik bagaimana jaringan separatisme Papua yang terbentuk di media sosial, " ujar perempuan yang mengawali karir sebagai Peneliti di Setjen DPR RI tersebut. 

Sementara dalam sambutannya Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, menilai penelitian yang dilakukan promovendus, merupakan temuan penting berdasarkan upaya ilmiah, tentang aktivisme digital dengan apa yang mereka sebut sebagai ‘kejahatan dari pemerintah Indonesia yang memiskinkan masyarakat Papua’. Gerakan #FreeWestPapua terungkap dari analisis jaringan dan strategi penyelarasan bingkai yang dilakukan. 

"Kami berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk menghadapi Gerakan separatisme Papua di media sosial, " katanya.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index