Kisah Petani Melon Madu, Meraup Rupiah Ditengah Pandemi Covid-19

Kisah Petani Melon Madu, Meraup Rupiah Ditengah Pandemi Covid-19
Muhammad Imron diladang melon madunya.

Riauaktual.com - Ternyata tidak semua usaha yang ''babak belur'' karena dampak dari pandemi Covid-19. Ada sebahagian usaha yang meraup untung besar selama wabah tersebut.

Diantaranya, pelaku usaha agrowisata melon madu dan penjual madu. Kedua usaha ini, pelakunya berhasil meraup keuntungan besar, setiap bulannya menimal mendapat keuntungan puluhan juta rupiah.

Adalah Muhammad Imron (51) diantaranya. Pelaku usaha agrowisata melon madu di Desa Kuala Gading, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), telah membuktikannya.

Yakni, agrowisata salah satu usaha yang sangat menjanjikan di era pandemi Covid-19 saat ini.

Caranya, dengan membudidayakan melon madu dilahan seluas 2.500 M2, pria ini berhasil meraup keuntungan Rp70 juta dalam satu rotasi panen dan itu dilakukan pada Kamis pekan lalu.

''Perkiraan hasil produksi mencapai 3,5 Ton dalam jangka waktu Dua bulan, jika di uangkan mencapai Rp70 juta,'' ujar Bapak yang berpenampilan sederhana ini.

Imron mengkemas budidaya melon dengan konsep Agrowisata, pengunjung bebas masuk tanpa pungutan biaya. Namun jika ingin membeli buah melon barulah pengunjung membayar dengan harga Rp20 ribu per Kilogramnya.

''Sengaja kita buat konsep seperti ini, agar siapapun bebas masuk dengan gratis,'' tambahnya.

Imron menjelaskan, motivasi awal dalam budidaya melon madu adalah untuk mencari kesibukan di era pandemi Covid19 serta ingin mengajarkan generasi muda untuk mau bertani dan memanfaatkan perkarangan tidur yang tidak dikelola.

''Sekarang anak-anak muda sudah banyak yang malu untuk bertani. Padahal zaman sekarang kan bertani tidak harus mencangkul dan mengelola secara tradisional seperti dulu, bisa dikelola dengan cara modren,'' terangnya.

Wisata melon ini dibuka untuk umum pada 27 Juni 2021 lalu, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang berkunjung terutama pagi dan sore hari, baik itu untuk membeli, rasa penasaran atau bahkan hanya untuk hiburan semata.

''Pengunjung yang datang kesini diperkirakan 500 orang per harinya dari berbagai daerah di Inhu bahkan dari Pekanbaru dan provinsi tetangga, yakni Jambi,'' ucapnya.

Untuk mengembangkan agrowisata ini, Imron juga sudah membentuk kelompok tani Bina Nusantara yang beranggotakan 15 orang, yang nantinya bisa mengembangkan budidaya dengan skala besar di Deda Kuala Gading.

Melon madu sendiri termasuk tanaman hortikultura yang istimewa. Rasa buahnya enak, manis, segar dan bauhnya harum. Tapi harganya jauh lebih tinggi. Tidak mengherankan jika buah melon madu banyak disukai orang.

Melon madu merupakan salah satu jenis buah melon yang belakangan ini menjadi pilihan masyarakat, dibandingkan dengan melon biasa. Hal ini dikarenakan melon madu selain rasanya yang manis, juga memiliki masa penyimpanan yang cukup lama.

''Tapi Harga melon madu ini masih terjangkau oleh masyarakat luas. Budidaya melon madu bisa dilakukan di lahan tersendiri yang khusus diperuntukkan untuk budidaya melon madu (diberi mulsa plastik dan diusahakan secara intensif), bisa di polybag, bisa juga di lahan sawah bekas tanaman padi,'' jelasnya.

Dikatakan Imron, tanaman melon madu sangat rentan (tidak tahan) terhadap hama dan penyakit. Apabila satu tanaman terserang maka dengan cepat akan menyebar ke tanaman–tanaman yang lain.

Untuk itu, diperlukan tindakan pencegahan supaya jangan sampai terjadi serangan hama dan penyakit. 

''Hama yang menyerang tanaman melon madu biasanya kutu daun, lalat buah, thrips, ulat daun dan tikus. Sedangkan penyakit yang menyerang yakni busuk buah, busuk batang dan antraknosa. Ini yang mesti diwaspadai,'' ungkapnya. *

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index