Riauaktual.com - Kepercayaan warga Thailand terhadap keampuhan vaksin Sinovac menangkal penularan Covid-19 mulai luntur. Ratusan warga negeri Gajah Putih menuntut vaksin buatan China itu diganti dengan Pfizer dan Moderna.
Tuntutan itu disuarakan lewat aksi demonstrasi yang diikuti sekitar 500 orang pada Sabtu (7/8).
“Saya khawatir dengan situasi saat ini, tetapi kami harus terus berjuang meskipun ada pandemi Covid-19 yang parah,” kata pengunjuk rasa bernama Nat.
Dalam aksi ini, para pengunjuk rasa berbaris menuju Gedung Pemerintah, kantor Perdana Menteri. Pemerintah menurunkan polisi dalam jumlah besar untuk mengamankan unjuk rasa tersebut. Polisi menutup jalan dekat Monumen Kemenangan di Bangkok menggunakan kontainer. Dan, menembakkan gas air mata serta peluru karet untuk mendorong pengunjuk rasa mundur.
Protes ini digelar menyusul meningkatnya penularan Covid-19 dan buruknya kondisi perekonomian karena pandemi. Selain pergantian vaksin, para demonstran menuntut reformasi politik. Pada Sabtu (7/8), Thailad mencatat 22.000 kasus baru Covid-19 baru dalam satu hari dan 212 kematian.
Total kasus Covid-19 di Thailand mencapai 736.522 kasus dan 6.066 kematian sejak pandemi tahun lalu.
Longgarkan Pembatasan
Kondisi di Thailand berbeda 180 derajat dengan Singapura. Pemerintah Singapura bakal melonggarkan pembatasan sosial mulai 10 Agustus besok.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, saat ini jumlah kasus harian telah stabil sejak pembatasan sosial terbaru diberlakukan pada 22 Juli. Selama waktu pembatasan, jumlah orang yang telah divaksinasi dan menerima 2 dosis naik dari sekitar 40 persen menjadi 67 persen.
Dalam pelonggaran itu, Pemerintah Singapura mengizinkan warga yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap makan di restoran atau berkelompok maksimal 5 orang. Selain itu, boleh menggelar pesta dengan jumlah mencapai 250 orang. Rumah tangga juga akan diizinkan menerima lima pengunjung berbeda setiap hari.
Seseorang di Singapura, akan dianggap telah menerima vaksin penuh setelah dia menerima 2 dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Comirnaty, dan Moderna. Serta vaksin lain yang diakui dalam Daftar Penggunaan Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO), termasuk yang dibuat Sinovac dan Sinopharm.
“Mereka bisa pergi ke gym, pusat kebugaran. Mereka dapat bersantap di gerai makanan dan minuman dalam kelompok yang terdiri dari lima orang, yang semuanya divaksinasi penuh,” kata Wong.
Namun untuk yang belum divaksin, Pemerintah Singapura melarang mereka berkumpul lebih dari dua orang.
Sejalan dengan tingginya angka vaksinasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura membolehkan tempat umumtidak lagi melakukan pemeriksaan suhu mulai 19 Agustus mendatang. Selain itu, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah yang belum divaksin dapat berkumpul dengan lima orang yang tinggal serumah.
Mengenai cara Pemerintah mengetahui warga yang sudah divaksin atau belum, menurut Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sungapura, Lawrence Wong, status vaksinasi seseorang sudah tercatat dalam aplikasi TraceTogether dan HealthHub di ponsel. Sementara, untuk orang yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 di luar Singapura, harus membawa salinan dokumen yang relevan. Sebab, status vaksinasi tidak terlihat di aplikasi TraceTogether atau HealthHub. Selain itu, mulai 20 Agustus mendatang, Singapura membolehkan wisatawan dari negara-negara tertentu berlibur di Negeri Merlion.
Sumber: Rm.id
