Current Date: Selasa, 16 Desember 2025

Pasien Isoman Sebaiknya Isolasi Di Tempat Perawatan Pemerintah

Pasien Isoman Sebaiknya Isolasi Di Tempat Perawatan Pemerintah
Ilustrasi. Isolasi Mandiri. (Foto : Istimewa).

Riauaktual.com - Banyak orang yang terpapar Covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman). Sebaiknya, isoman dilakukan ekstra hati-hati.

“Kalau tidak mampu melakukan isoman, maka lakukan isolasi di tempat yang disedia­kan pemerintah, supaya bisa mendapatkan pengawasan dan penanganan yang baik,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Wiku menjelaskan, kematian orang terpa­par Covid-19 yang meningkat saat ini akibat keterlambatan penanganan atau perburukan yang tidak dipantau saat isoman. Dia mem­inta Pemerintah Daerah terus meningkatkan pemantauan terhadap pasien isoman.

“Segera ditangani cepat apabila terjadi perburukan,” pinta Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) ini.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menambahkan, kematian orang yang terpapar Covid-19 banyak faktor. Di antaranya, pasien mengalami pemburukan kondisi saat isoman atau perawatan.

“Bisa juga karena faktor ada penyakit ko­morbid. Misalnya, ada (penyakit) jantung,” jelasnya sebagaimana dikutip dari RM.id.

Nadia menyarankan, orang terpapar Covid-19 yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau mengalami pemburukan kondisi keseha­tan, lebih baik dibawa ke rumah sakit rujukan Covid-19. Kata dia, yang melakukan isoman sebaiknya orang yang dengan gejala ringan, tanpa sesak.

“Orang yang menjalani isoman harus me­nyadari kondisi kesehatannya, apakah punya penyakit penyerta atau tidak,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Nadia, ada dua hal yang perlu dicermati bagi orang terpapar Covid-19 yang melakukan isoman. Pertama, lingkun­gan orang yang sedang melakukan isoman harus tahu perkembangan kesehatan orang tersebut.

Sebab, kata dia, perburukan orang yang terpapar Covid-19 dari sesak ringan bisa san­gat cepat menjadi sesak berat. “Yang pasti, keluarga harus melakukan pemantauan,” saran Nadia.

Puskesmas bersama Satgas RT/RW melakukan monitoring warga yang menjalani isoman. “Bisa juga alternatif menggunakan layanan telemedisin,” kata Nadia.

Netizen lebih menyarankan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, tidak melakukan isoman di rumah. Menurut netizen, dengan gejala ringan dan tanpa gejala pun, sebaiknya melakukan isolasi di tempat perawatan yang tersedia.

“Orang terkonformasi positif Covid-19 den­gan gejala ringan atau tanpa gejala, segera bawa ke ruang perawatan yang tersedia karena bisa dipantau,” saran @Djoeragan10.

Akun @_pinaprtca menyambung. Kata dia, isoman di rumah sangat berisiko. Apalagi yang tidak mempunyai akses untuk konsultasi/ telekonsultasi sama dokter. Soalnya, mereka yang bergejala, tiap hari bisa saja ada gejala baru yang dialaminya.

“Isoman-lah di tempat yang layak,” saran dia. “Isoman itu bertujuan agar virusnya tidak menyebar dan memapar ke orang lain,” sam­bung @alergifakboy.

Menurut @rsprikasih, terkonfirmasi Covid-19 menimbulkan perasaan khawatir, namun harapan sembuh pasti ada. Dia menyarankan, siapa saja sedang mengalami isolasi mandiri, tetap tenang dan jangan panik.

Akun @giewhydi membeberkan apa saja yang harus dilakukan selama isoman. Yaitu, lapor ke RT/RW, tinggal di kamar terpisah, kamar memiliki ventilasi yang baik, rutin konsultasi kesehatan secara online, jangan keluar rumah dan patuhi protokol kesehatan (prokes).

Akun @BappedaDKI mengatakan, SOP iso­man bagi orang terkonfirmasi positif Covid-19 gejala ringan dan tanpa gejala. Yaitu, konsumsi makanan penunjang sistem imun dan bergizi seimbang, rutin berolah raga atau beraktivitas fisik, tidur yang cukup, meditasi, komunikasi dengan orang tersayang dan kelola stres den­gan baik.

“Pemerintah menyediakan 300 ribu paket obat terapi gratis untuk pasien Covid-19 den­gan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bergejala ringan yang sedang menjalani isolasi mandiri,” kata @kabarindns.

Akun @BJ Suryadi mengusulkan, kebijakan isoman dihapus saja. Isoman berisiko tinggi buat diri sendiri orang yang terpapar Covid-19 dan orang lain. Apalagi, varian baru mudah menular dan sangat cepat berkembang biak dalam tubuh, ketika terjadi eskalasi penyakit harus cepat dibawa ke rumah sakit.

“Pasien isoman yang meninggal karena tidak ada pilihan. Mau ke rumah sakit penuh, nyari oksigen langka, beli obat dan vitamin harga melambung,” kata @Hachioji.

“Di mana-mana fasilitas kesehatan nolak pasien karena overloaded. Akui saja faskes sudah collapsed dan pemerintah wajib turun memberikan bantuan untuk warga,” ujar @doremifasolasido. 

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index