Dua Siswa Ini Tak Jadi Sekolah di SMKN 6 Pekanbaru Karena Tak Sanggup Bayar Rp3,9 Juta

Dua Siswa Ini Tak Jadi Sekolah di SMKN 6 Pekanbaru Karena Tak Sanggup Bayar Rp3,9 Juta
Ilustrasi. FOTO: int

PEKANBARU, RiauAktual.com - Ringga Pangestu (17), salah seorang siswa yang ingin masuk SMK Negeri 6 Pekanbaru, Jalan Seroja Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, terpaksa harus mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk mencicipi bangku sekolah. Hal ini dikarenakan orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai buruh batu bata tak mampu melunasi persyaratan masuk sekolah tersebut mencapai Rp 3,9 juta.

Keputusan pembayaran uang untuk masuk SMKN 6 Pekanbaru sebesar Rp 3,9 juta tersebut berasal dari keputusan komite sekolah untuk biaya pembelian pakaian, uang sekolah dan lain sebagainya. Mendengar besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orangtuanya tersebut, Ringga memilih tak sekolah karena takut nantinya akan membuat beban ibunya semakin berat.

Astuti (42) Ibunda Ringga, warga RW 7 Kelurahan Kulim mengakui bahwa dirinya dikirimi surat oleh pihak sekolah untuk membayar uang sebesar Rp3,9 juta untuk keperluan anaknya di SMKN 6 Pekanbaru ini, dana tersebut nantinya untuk pembalian pakaian seragam sebanyak 5 stel, pembayaran uang sekolah dan banyak lagi item lainnya.

"Saya juga sudah sampaikan kepada Rangga untuk tetap sekolah karena ada keringan dari pihak sekolah untuk mengansurnya, namun Rangga tetap tidak mau sekolah karena merasa membebankan orangtuanya yang saat ini lagi sakit-sakitan," terang Astuti menceritakan kondisi suaminya kepada wartawan, Selasa (27/8/2013).

"Ibuk, besar kali uang yang harus ibu carikan untuk Rangga, sedangkan bapak saat ini sedang sakit, adik sekolah pula, kerja kita hanya buruh batubata. Dari pada menjadi beban pikiran ibu dan bapak lebih baik rangga berhenti saja sekolah, karena tidak mungkin rasanya ibu sanggup untuk mencarikan dana sebesar itu" kata Astuti menirukan pernyataan Rangga, puteranya tersebut.

Disamping itu juga, tidak bersemangatnya Rangga bersekolah lagi, dikarenakan setiap hari Rangga terus menumpang sepeda motor temannya untuk berangkat ke sekolah, meski ada sepeda motor milik keluarga Rangga satu unit, itu digunakan untuk antar jemput adiknya yang masih SD.

"Segan kita buk menumpang terus dengan orang lain, kalau pakai angkot, kita harus jalan sejauh 2 Km dari jalan raya, maka dari pada menyusahkan ibu dan bapak, lebih bagus Rangga kerja membantu pekerjaan ibu dan bapak saja di kilang," kata Astuti lagi menirukan apa yang disampaikan anaknya tersebut.

Pun demikian, Astuti mengaku dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menyekolahkan Rangga sampai tamat SMK, namun karena ketiadaan materi keluarganya ini, ditambah lagi biaya sekolah yang luar biasa mahal, maka Astuti hanya mampu prasrah.

"Ayahnya saat ini baru saja keluar rumah sakit karena serangan jantung, kata dokter belum bisa kerja keras, makanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terpaksa saya turut ikut menjadi buruh batubata," terang Astuti.

Ringga masuk ke SMK Negeri 6 Pekanbaru lulus murni dengan nilai 7,4, namun karena ketiadaan dana untuk masuk sekolah, terpaksa Ringga harus berhenti sekolah. "Namun kami tetap akan berjuang sekuat tenaga untuk menyekolahkannya demi cita-citanya nanti," kata Astuti dengan sisa-sisa harapannya.

Selain Ringga, kasus serupa juga dirasakan oleh Aisyah, meski sudah mengikuti MOS (Masa Orentasi Siswa) selama 1 minggu di SMKN 6 Pekanbaru tersebut, akhirnya harus pulang dengan kucuran air mata karena orangtuanya yang tak mampu membayar uang sebesar Rp3,9 juta kepada sekolah.

Sudi (50) tetangga Aisyah menyebutkan, bahwa Aisyah telah membayar uang pertama sebesar Rp330 ribu, saat keluar keputusan komite harus membayar Rp3,9 juta, karena Aisyah tak sanggup membayar maka harus pulang dengan uraian air mata.

"Sudah dibayar 330 ribu untuk uang pertama, tinggal 3,6 juta lagi, karena merasa besar, orangtua tak sanggup bayar, Aisyah terpaksa tak sekolah saat ini," jelas Sudi yang merupakan tetangga sebelah rumah Aisyah.

Sudi saat ditanya berapa nomor Hp orang tua Aisyah, mengatakan, bahwa orangtua Aisyah ini tidak memiliki Hp. "Kalau menghubungi malam saja dengan Hp saya nanti, ngomong langsung dengan dia," kata Sudi menawarkan, karena keluarga Aisyah saat dikunjungi tak ada di rumah. (tim/rm)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index